Masih dalam rangkaian perjalanan saya ke Solo,

kini saya diajak oleh sahabat inindonesiaku.com lainnya untuk melihat proses pembuatan batik di workshop Batik Danarhadi.

Mungkin ini pertama kalinya saya melihat orang membatik. Saya benar-benar tercengang.

Decak kagum pun tak hentinya bergema dalam jiwa. Sungguh luar biasa, saya jadi semakin menghargai helaian kain khas bermotif dari tanah Jawa ini.

Demi menghasilkan sehelai kain menawan ini, rangkaian proses yang panjang harus dilalui.

Selain itu, pembuatan batik memerlukan kesabaran, kejelian, dan ketelatenan tingkat tinggi.

Ternyata tidak mudah

Ibu-ibu pembatik di tempat ini sangatlah ramah, juga sangat mahir menarikan canting dengan tangan kanannya.

Sesaat, saya diminta untuk mencoba membatik.

Namun baru sebentar saya langsung pusing, karena ternyata, membatik sungguh tak semudah memakainya sebagai pelengkap menghadiri undangan atau acara lainnya.

Batik tulis sudah saya telusuri, kini giliran batik yang prosesnya menggunakan teknik cap.

Sebelum melihat proses ini, saya mengira membuat batik cap itu seharusnya lebih mudah dari batik tulis.

Benar saja, pembuatannya memang tak serumit saudaranya yang satu itu, meski tetap tidak mudah bagi saya yang benar-benar pemula.

Rata-rata yang mengerjakan batik cap adalah para lelaki. Lantaran menurut pemandu saya, cetakan motif batik yang terbuat dari tembaga itu cukup berat.

Penasaran, saya pun mencoba mengangkat satu cetakan motif batik yang sudah tidak terpakai.

Jangan heran kalau banyak orang sampai memejamkan mata saat mengangkatnya, karena ternyata benda ini memang berat sekali,

belum lagi harus memikirkan bagaimana menyatukan motifnya nanti.

Batik cap

Saya sempat mengobrol dengan salah seorang bapak pembuat batik cap. Beliau mengatakan, kalau satu helai batik dapat Ia selesaikan dalam tiga hari.

Berbeda dengan batik tulis yang prosesnya bisa memakan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan lamanya.

Dalam benak saya berujar, jika tiga hari hanya dapat selembar, dengan waktu kerja delapan sampai dua belas jam,

tentunya bisa dibayangkan betapa berharganya kain batik ini.

Bapak pembuat batik cap itu mencelupkan cetakan motif batik ke dalam malam, kemudian terlihat hati-hati sekali saat meletakkannya di atas kain.

Karena jika salah sedikit, kain tersebut harus dibuang, dan semua prosesnya kembali berulang dari awal.

Sungguh mengagumkan. Bahkan hanya dari satu tempat pembuatan batik di Danarhadi Solo ini saja, saya sudah terpesona sedemikian dalamnya dengan negeri ini.  

Batik, Mengenal Pesonanya dengan Belajar Membatik di Workshop Batik Danarhadi Solo A place to remember.

by Arum Silviani