Seperti sapa senyum seorang nona dari gugusan kepulauan di Nusa Tenggara Timur,

Lembata menyapaku dan sahabat inindonesiaku.com dengan manis melalui lekuk pulaunya dari atas awan.

Lembata adalah sebuah surga sedang di dalam gugusan kepulauan Solor yang posisinya persis di antara Flores Timur dan Alor.

Saat itu sekitar pertengahan bulan Januari, Lembata tampak lebih hijau dan menyegarkan.

Konon, setiap musim kering, udara panas di pulau ini bisa membuatmu begitu betah merambah datarannya yang lebih banyak terdominasi oleh warna kuning, emas dan kecoklatan.

Rerumputan hijau

Tapi kali ini Lembata bersolek untukku, Dia banyak menata rerumpunan hijau di sekujur tubuh mulusnya.

Meski tidak terlalu luas, Lembata memiliki banyak pesona. Sebut saja, kekayaan alam kasat mata seperti apa yang kau butuhkan dalam sebuah petualangan?.

Lembata bisa membuatmu puas dengan hanya sebuah paket lengkap. Mulai dari pantai, pesona bawah laut, gunung yang indah, sensasi off-road, hutan, keramahan orangnya,

bukit hijau indah saat musim hujan, hingga desa dari para pengolah hasil barang konsumsi berbahan dasar ikan paus di desa Lamalera.

Budaya yang kental

Budaya di sini juga kental, dengan karakter orangnya yang mencintai alam dan sangat religius.

Orang Lembata senang berbagi cerita, dengan catatan, kau harus bisa rendah hati dengan mengenal mereka secara pribadi lebih dulu.

Sebagian besar orang Lembata akrab dengan laut, meski ada juga sebagian yang tinggal di sisi gunung pulau ini lebih memilih bercocok tanam.

Banyak hal yang bisa dilakukan saat mengunjungi Lembata, walau hanya dengan memandang laut saat sore hari di dermaga utamanya.

Halo Lembata

Di sisi dermaga ada satu tanah lapang yang berfungsi sebagai titik orang-orang berteriak senang dengan kalimat “ Halo Lembata”.

Karena ini jalan satu-satunya bagi semua yang singgah di Lembata melalui arah laut, dari Larantuka dan berbagai tujuan asal lainnya.

Tapi bila kau memilih jalan udara ke Lembata, suguhan pemandangan dengan komposisi laut,

bukit dan pegunungan menjadi tuan rumah pertama yang menyambut saat masuk bandara mungil Wonopito di ibukota kabupatennya Lewoleba.

Mencari makanan laut segar bukan hal sulit di Lembata, mulai dari kepiting yang dagingnya begitu terasa manis walau hanya di rebus kosong,

hingga ikan yang tak pernah kau temukan rasanya di tempat lain dengan cara masak bakaran.

Santap di waktu apapun bisa menjadi sangat sempurna di Lembata, leburkan saja dirimu dengan obrolan bersama warga lokalnya,

canda dan tawa dari mereka pasti membuatmu ingin tinggal lama-lama dan berharap bisa kembali suatu saat nanti.

Mengenal Lembata dengan sejuta pesonanya, benar-benar a place to remember.  Halo Lembata: The Introduction (Serpihan Pesona di Gugusan Kepulauan Nusa Tenggara Timur).

By Danu Herwono