Sahabat IDC,  Menjelajahi  Lukisan Tuhan Sempurna di Bumi Flores – Labuan Bajo

11 – 16 April 2018 menjadi pilihan sahabat IDC menjelajahi Labuan Bajo , sebuah lukisan Tuhan dibagian Timur Indonesia. Kali ini ada 17 Sahabat IDC yang menjelajahi Labuan Bajo, semuanya berasal dari Jakarta.  Tidak semua diantara kami sudah kenal dan di trip ini ada beberapa yang baru kenal, namun aku melihat walau pertama kali bertemu, mereka terlihat sudah lama mengenal.  Saya sendiri ketika melihat keakraban mereka merasa senang , karena itu titik awal keseruan perjalanan panjang nanti.

Selain perjalanan panjang, trip ini juga termasuk menguras fisik cukup banyak, tentu jika bersama orang-orang yang kurang tepat menambah beban tersendiri.  Syukur pada Pencipta, Trip ini buat saya begitu sempurna karena Lukisan Tuhan di Bumi Labuan Bajo serta putra putri Negeri ini yang ikut trip punya warna yang sangat kuat.

Rabu, 11 April 2018 – Hallo Sunset Terindah

Walau dengan keterlambatan pesawat sampai satu setengah jam,   semangat untuk menjelajahi Labuan Bajo tidak berkurang, sedikit lelah menunggu memang, tetapi tetap saja kebersamaannya terasa di antara kami.  Lelah menunggu pesawatnya ketika semua sudah sampai di kursi pesawat banyak diantara kami tertidur dan sampai di Labuan Bajo menjelang Sore.  Dengan naik Elf yang sudah disediakan rekan yang ada di Labuan Bajo, kami langsung meluncur ke Kapal dimana nanti bermalam dua hari dan menikmati Lukisan Tuhan Labuan Bajo selama tiga hari.

Karena keterlambatan pesawat beberapa tempat yang dijadwalkan akhirnya kami iklaskan untuk tidak menikmatinya. Namun Semesta itu memang luar biasa, menggantikan dengan Senja yang begitu indah.  Menyambut kami dengan senyumnya seakan berkata, Selamat datang Sahabat IDC di Bumi Labuan Bajo. Terimalah senyumku dan lihatlah dua hari kedepan kalian akan melihat bagaimana Karya Sang Agung tercipta di Bumi Flores.

Mentari itu pamit dengan senyumnya dan tinggallah kami dengan digantikan bintang-bintang yang begitu ceria, memamerkan kebersamaannya dengan ceria, tidak butuh terlalu malam untuk bisa menikmati mereka. Bintang-bintang itu sudah bermunculan.  Seperti halnya hari pertama, pengenalan lebih dekat diantara sahabat yang baru terjalin. Saya sendiri sungguh bersyukur mengenal mereka yang bergabung di trip IDC Community. Mereka adalah pribadi yang mencintai alam dan memberikan sukacita yang penuh diantara kami.

Malam semakin larut, kami memutuskan untuk tidur lebih awal karena esok pagi harus menapaki ketinggian tebing Pulau Padar yang  menjadi tujuan pertama kami di hari esok.

Kamis, 12 April 2018 – Pesonanya Pulau Padar- Long Beach, Pulau Komodo – Pantai Pink

Selamat Pagi Pulau Padar

Mungkin memang kami sedikit lelah sehingga pagi itu berniat sebelum matahari hadir kami sudah ingin menuju Pulau Padar, niat hati mau melihat mentari pagi hadir saat di puncak, namun apa daya mentari itu sudah menyapa  dulu dengan membangunkan kami.  Tidak terlalu siang memang sehingga langkah kami masih segar dan mentari itu masih terasa hangat menemani. Awal menapaki bukit itu saya sudah tersenyum, karena savananya begitu Indah.

Selain ilalang yang Indah itu terdapat bunga-bunga warna warni. Jujur saja saya tidak menyangka kalau perjalanan ke puncak bukit Pulau Padar ditemani bunga yang begitu indah. Tumbuh liar tapi begitu cantik.  Tidak hanya itu, beberapa kali hadir kupu-kupu dihadapan saya dan mereka berlari –lari berbisik, selamat menempuh ketinggian Pulau Padar, jangan lelah menapaki setiap langkahnya karena apa yang dilihat nanti semuanya terbayarkan.

Saya berkedip penuh pengertian pada kupu-kupu itu, Terima kasih sudah menyambut dan memberi semangat. Tentu kami akan terus semangat sampai di puncak karena bukit Pulau Padar adalah tempat wajib yang harus dikunjungi saat berkunjung ke Labuan Bajo.  Dengan sambutan bunga, kupu-kupu dan savana yang begitu indah serta sahabat IDC yang selalu memberi support satu sama yang lainnya, akhirnya kami bisa mencapai puncak dan semua lelah kami terbayar.  LukisanMu begitu Sempurna, semakin bersyukur lahir di Bumi Pertiwi ini.

Hallo Long Beach

Selanjutnya setelah menikmati Pulau Padar kami diantar ke tempat yang membuat kami terkagum-kagum. Long Beach begitu mereka menyebutnya. Walau matahari semakin tersenyum merekah membuat mata silau, tak menyurutkan hati untuk bermain-main di pantai itu.  Saya melihat laut dengan airnya begitu jernihnya langsung menceburkan diri. Kami menikmati Long Beach dengan cara masing-masing. Ada yang berfoto-foto dekat tebing. Ada yang loncat-loncat dan beberapa menyelam, melihat keindahan bawah lautnya.

Memang tidak terlalu banyak ikan-ikan yang kami temui tapi cukup buat saya menjadi awal yang indah, pertemuan pertama bawah laut Labuan Bajo. Walau punya cara masing-masing menikmati Long Beach, tetap saja kami pada akhirnya berkumpul, mengabadikan keindahan Long Beach bersama-sama dalam Kamera para fotografer.

Tak ada yang mau beranjak dari Long Beach, tapi waktu mengingatkan kalau masih ada list yang harus dikunjungi. Selanjutnya  kami bertemu dengan binatang yang menjadi tuan rumah utama di Labuan Bajo – Komodo.

Terima kasih Pulau Komodo

Kapal kami bergerak ke Pulau Komodo, dengan cuaca yang begitu bersahabat kami sampai ke Pulau Komodo dan sampai disana dijelaskan aturan-aturan yang berlalu. Menjadi point penting saat itu jika Komodonya berlari, manusia didepannya jangan berlari lurus tapi belok belok .

Para Rangernya tidak menjanjikan kepada kami untuk bisa bertemu binatang bersejarah itu, karena memang kata sahabat yang ikut trip bahwa ada kawannya datang ke tempat itu, dengan melintasi hutan saja mereka tidak bisa bertemu dengan Komodo.

Sedangkan kami beruntung dan merasa rejeki sekali pada saat itu , tidak perlu jauh memasuki hutan kami disambut dua Komodo, kanan kiri jalan. Langsung saja kami mengabadikan diri bersama mereka satu persatu.

Setelah cukup lama mengabadikan diri bersama Komodo, kami diarahkan ketempat dimana bisa membeli hasil karya putra daerah Labuan Bajo.  Dengan senyum puas langkah kami menjauh dari Pulau Komodo dan setelah itu kapal melaju ke Pink Beach.

Yeaaahh apa kabar Ikan-ikan Indah – Pink Beach.

Menurutku warna pasir Pink Beach lebih pudar dari pada pinknya long beach. Entah kenapa, apa karena orang-orang sudah terlalu banyak datang dari pada Long Beach yang masih belum banyak dikunjungi.

Walau demikian menjadi daya tarik Pink Beach adalah tidak jauh dari pantainya terdapat banyak ikan-ikan cantik ataupun ganteng, berwarna-warni, yang aku paling suka warna kuning, biru bahkan ungu.  Saya yang memang pencinta laut dengan segala isinya, melihat pemandangan bahwa laut seperti itu , energi bertambah seribu persen.

Paling saya suka di Pink Beach itu saya bisa bermain-main dengan ikan dengan kedalaman yang cukup, sehingga bisa menyelam bebas dan bisa melihat karang-karang lebih dekat.  Tentu setelah itu kami berkumpul kembali dengan bermain bersama mengabadikan suasana saat itu dalam potret serta video yang sudah siap menunggu kami.  Seperti biasa kami tidak mau beranjak tapi waktu tidak bisa menunggu dengan senjanya dia memaksa kami untuk kembali ke kapal.

Senja diberikan di hari kedua tidak sesempurna hari pertama, hingga kami punya kesibukan sendiri dengan menunggu makan malam. Setelah makan bersama karena padatnya aktivitas hari itu, masing-masing punya aktifitas sendiri.  Ada yang masih menikmati ngobrol, ada yang kembali ke kamar, sedangkan saya ke lantai atas kapal, menikmati indahnya malam bersama bintang sambil tertidur.

Jumat, 13 April 2018 – Gili Lawa – Taka Makasar – Manta Point & Pulau Kanawa.

Gili lawa , Senyum pagimu sempurna

Pelajaran dihari sebelumnya karena kesiangan, pagi di Jumat itu kami bersiap-siap lebih awal, berharap matahari bangun kami bisa menikmatinya.  Ternyata trekking ke Gili Lawa pada awalnya berat karena menanjaknya  membuat kehabisan nafas. Jika ditanya jarak tidak jauh tapi karena vertical, tenaga kami cukup terkuras.  Perjuangan yang tidak mudah itu kembali dibayarkan mentari yang sedang terbangun dengan menyapa selamat menikmati keindahanku.

Cukup lama kita ada di puncak Gili lawa dan setelah itu kami melangkah arah pulang, saat melihat pemandangan jalan pulangnya, semakin hati ini bersyukur dan mengagumi karya pencipta di Bumi pertiwi.  Terlalu Indah untuk bisa dijabarkan dengan kata, mungkin seperti itu yang bisa saya tulis. Hanya bisa melihat dan menyerap apa dalam jiwa serta berbisik pada angin, ijinkanlah aku kembali dan bisa lebih lama menikmati Gili Lawa.

Yessssss – Taka Makasar & Manta Poin

Sampai dikapal setelah menikmati Gili Lawa, kami menikmati makan pagi dan bersiap-siap bermain air.  Taka Makasar begitu mereka menyebut, buat saya pada umumnya tempat itu adalah pasir timbul. Disana hanya sekedar bermain air dan berenang cantik.  Tak banyak yang bisa kami lakukan disana karena memang hanya pulau pasir dan dikelilingi air laut dangkal serta begitu jernih.

Selanjutnya kami menuju Manta point, sampai di tempat yang menjadi area para Manta ada, Manta tidak langsung menyapa kami. Cukup menunggu.  Akhirnya Manta itu hadir dan langsunglah saya mempersiapkan diri menyelam bebas. Beberapa kali menyelam secara bebas aku mendekati Manta itu, ada satu moment dimana saat saya datang mata mantanya yang berwarna biru berkedip. Ah saya jadi tergoda.

Sayangnya tidak ada yang bisa mengabadikan kemesraan kami. Memang jaraknya cukup dalam.  Selesai bermain-main dengan manta, kami semua mempersiapkan diri kembali kedarat.  Perjalanan mengelilingi pulau-pulau di Labuan Bajo terasa lengkap saat di dermaga Labuan Bajo mendapatkan sunset yang cukup baik.

Sampai Jumpa….

Hanya mampu bilang seperti itu karena hati ini sudah terpaut keindahannya, jika hati sudah terpaut mungkinkah tidak ingin bertemu kembali ?  Perjalanan mengelilingi pulau sudah selesai bukan berarti trip kami usai juga, masih ada satu tempat yang akan kami kunjungi dan ini lebih butuh tenaga untuk mencapainya.  Waerebo tujuan selanjutnya, seperti apa kisahnya? apakah lebih seru atau tidak? sabar menunggu di cerita selanjutnya. Kali ini jelajah IDC Labuan Bajo & Waerebo  di temani oleh @komodovacation. Sahabat IDC, Menjelajahi Lukisan Tuhan Sempurna di Bumi Flores – Labuan Bajo a place to remember.

by Nik