Berwisata tidak harus selalu dengan mengunjungi laut, menikmati pemandangan alam pegunungan,

atau bahkan hanya menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di kota seperti Yogyakarta.

Kali ini saya mencoba berwisata dengan mengunjungi tempat bersejarah yang ada di kota Mojokerto.

Diantara sahabat inindonesiaku.com pasti ada yang tahu mengenai wisata sejarah yang ada di Mojokerto, khususnya didaerah Trowulan.

Iya, saya tertarik mengunjungi daerah ini karena Trowulan merupakan pusat salah satu kerajaan terbesar di Indonesia yaitu Majapahit.

Naik kereta dari Surabaya

Saya berangkat menuju Mojokerto dengan menggunakan kereta api dari Surabaya (kebetulan sedang ada di kota tersebut beberapa hari sebelumnya),

dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam.  Rasanya saya tidak sabar untuk segera tiba di Mojokerto.

Di perjalanan saya sempat ditanya oleh penumpang lain kenapa tidak menggunakan bis,

biaya bisa lebih murah (mungkin karena saya penumpang dengan jarak terdekat tetapi bawaan seperti mau perjalanan jauh hehe),

saya pun hanya tertawa dan menjawab

“saya tahunya pake kereta dan saya juga engga tau terminal bisnya dimana…”

Kami pun kemudian mengobrol kesana-kemari sehingga tak terasa sampailah saya di stasiun Mojokerto.

Panas terik menyambut saya pagi itu di Wisata Mojokerto, Menilik  Sejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit.  Oke sahabat, lets the travel begin…

Trowulan yang hening

Untuk ukuran daerah yang ditengarai sebagai pusat kerajaan terbesar, menurut saya Trowulan termasuk sepi,

tidak terlalu didominasi oleh kendaraan baik roda dua maupun empat, penduduk sekitarpun sepertinya belum aware dengan potensi wisata sejarah daerah mereka,

hal ini dibuktikan dengan keterbatasan fasilitas di daerah-daerah wisata yang saya kunjungi.

Oya sahabat, menurut informasi di Trowulan ini kalo malam hari sekitar jam 22.00 terdapat fenomena turun kabut tipis,

sebagaimana layaknya didaerah dataran tinggi padahal cuaca disini panas, nah katanya ada cerita dibalik turunnya kabut tipis itu.

Sayangnya saya tidak bisa melihat kabut itu karena sore hari harus sudah kembali meneruskan perjalanan ke Bandung.

Kolam segaran

Tempat wisata sejarah pertama yang saya kunjungi adalah Kolam Segaran.

Kolam ini terletak di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, panjang kolam ini 375m, lebar 125m dan tinggi 3.16m.

Pinggiran kolam terbuat dari bata merah yang direkatkan satu sama lain.

Sebagai informasi, di Trowulan ini bangunan-bangunan bersejarahnya terbuat dari bata merah yang direkatkan satu sama lain seperti halnya kolam segaran ini.

Menurut cerita, ketika jaman Kerajaan Majapahit dulu,

kolam ini berfungsi sebagai tempat untuk melakukan perjamuan bagi tamu-tamu luar negeri yang berkunjung ke Kerajaan Majapahit.

Para tamu duduk di sepanjang pinggiran kolam dan ketika selesai perjamuan makan,

piring dan sendok serta peralatan lain yang digunakan dalam perjamuan itu dibuang kedalam kolam.

Konon hal tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang kaya.

Terbayanglah oleh saya peralatan makan yang semuanya terbuat dari emas itu ketika selesai perjamuan dibuang begitu saja didalam kolam ckckck…..Saat ini,

kolam tersebut difungsikan sebagai waduk penampung air yang dimanfaatkan oleh warga sekitar,

namun kadang-kadang sering juga terlihat masyarakat memancing disekitar kolam.

Museum Majapahit

Tempat selanjutnya adalah Museum Majapahit,

dari nama tempatnya sudah jelas bahwa di dalamnya terdapat semua benda-benda peninggalan bersejarah dari Kerajaan Majapahit,

semua barang peninggalan tersebut masih terawat dengan baik.

Di bagian belakang museum terdapat area terbuka yang dipenuhi dengan artefak-artefak dan arca peninggalan kerjaan,

sebagian besar sudah terdapat sedikit cacat namun masih terjaga dengan baik, terdapat pula replika dari rumah asli penduduk pada masa jaya Kerajaan Majapahit.

Di bagian samping kanan terdapat tempat penggalian artefak yang di atasnya didirikan bangunan,

yang berguna untuk melihat proses penggalian dari atas tetapi hati-hati jika mau menaiki tangganya ya sahabat.

Saat ini, penggalian untuk menemukan benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Majapahit ini masih terus dilakukan oleh para ahli,

dan hingga saat ini masih belum ditemukan dimana posisi persisnya pintu gerbang utama masuk Kerajaan Majapahit.

Pendopo Agung

Tidak jauh dari Museum Majapahit,

terdapat Pendopo Agung yang menurut cerita ketika jaman Kerajaan Majapahit dulu ditempat ini terdapat pendopo yang sering digunakan sebagai tempat pertemuan.

Di depan pendopo terdapat patung Raden Wijaya yang merupakan pendiri Kerajaan Majapahit,

sementara di bagian belakang pendopo terdapat relief Patih Gadjahmada yang sedang melakukan pengambilan sumpah.

Di bagian belakangnya lagi terdapat makam yang disebut Kubur Panggung.

Di tempat ini katanya dulu menjadi tempat pertapaan Raden Wijaya dan sekaligus menjadi tempat Patih Gadjah Mada melakukan pengambilan sumpah amukti palapa.

Makam Troloyo

Tempat selanjutnya adalah kompleks makam Troloyo, yaitu kompleks pemakaman muslim kuno pada jaman Kerajaan Majapahit.

Keberadaan pemakaman Troloyo ini konon menjadi bukti adanya komunitas muslim pada masa Kerajaan Majapahit,

hal ini diperkuat dengan adanya cerita bahwa dahulu ada pasukan kerajaan sunda yang mengantarkan Putri dari Kerajaan Sunda sebagai calon pengantin untuk Raja Hayam Wuruk.

Wisata Mojokerto, Menilik  Sejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit a place to remember.

by Deasy Damayanti