Waktu setempat menunjukkan jam 08.30, cuaca pagi nan cerah ketika saya tiba di dermaga Rammang Rammang
setelah menempuh perjalanan +/- 1 jam dari kota Makassar.
Mata melihat – lihat sekeliling tetiba hati berceloteh “mau lihat apaan disini ?”,
hanya terpajang dermaga keci di pinggir jalan seperti tidak terurus.
“Oh, NOO….!” kembali hati berceloteh ketika diharuskan menaikki perahu kecil seperti sampan,
“Sanggupkah perahu ini membawa body super kece saya dan 3 sahabat inindonesiaku.com lainnya sampai di tujuan dengan selamat ???“.
Membiarkan rangkaian celotehan dalam hati tanpa jawaban, saya dan sahabat pun tetap menaikki perahu yang disewa seharga Rp.250.000
dan bertolak meninggalkan dermaga menuju Desa Berua.
Pemandangan sepanjang jalan
5 menit perahu berjalan, celotehan berganti decak kagum.
Pepohonan bakau hijau cantik sudah siaga membentuk barisan panjang di sebelah kanan kiri menjaga aman perjalanan perahu kecil ini.
Gugusan pegunungan kapur (Karst) di selingi tebing – tebing kecil pun banyak dijumpai dan sungguh menambah cantik dekorasi ruang alam di sini.
Tak terasa 20 menit sudah saya di atas perahu sampai akhirnya tiba di Desa Berua, tempat dimana keunikan Rammang Rammang tersimpan dengan rapi.
Berjalan menyusuri tepian sawah
Saya dan sahabat harus berjalan kaki ditemani seorang ibu sebagai guide yang adalah penduduk setempat yang tinggal di situ.
Woooow, berjalan menyusuri tepian sawah hijau diapit gugusan pegunungan kapur (karst) yang berdiri tegap mengelilingi setiap sudut pandang memaksa mata ini tetap terbuka lebar
agar dapat menikmati setiap inci keindahan ruang alam Inner Beauty si Rammang Rammang – Maros, Sulawesi Selatan.
Gua Telapak Tangan
Mampirlah saya di Gua Telapak Tangan, terlihat jelas bentuk telapak tangan terukir di dinding gua, Menurut ibu yang menjadi guide kami,
tempat ini biasa digunakan untuk kemping saat diadakannya event festival Full Moon.
Saya paksa kaki ini berjalan sedikit mendaki melewati jembatan kecil yang terbuat dari ikatan beberapa batang bambu
lalu menapaki jalanan berbatu demi melihat keindahan Rammang Rammang dari atas.
Untuk saya yang berbody super kece ini hehehe maklumlah di atas 80 kg (aaarrrhh emot tutup muka),
tidaklah mudah melewati jembatan bambu tersebut ditambah kejahilan sahabat yang maksa saya berpose di atas jembatan daaaannn taraaaa …
terciptalah pose ala kadarnya deh.
Gagahnya karst
Jika dilihat dari atas akan semakin nampak jelas terpancar Inner Beauty si Rammang Rammang – Maros, Sulawesi Selatan.
Gagahnya pegunungan kapur (karst) menyambut saya yang lelah dalam rangkulannya yang hangat.
Tanpa dirasa 90 menit saya dibuat terlena memandangi hijaunya sawah dan pepohonan yang berdampingan mesra dengan coklatnya tanah,
semuanya nampak begitu serasi selalu saling menggoda manja. Angkasa biru nan cerah pun ikut menari serta memberikan senyum terbaiknya.
Saya biarkan semua kenangan indah tetap tertinggal di sini agar suatu hari nanti saya pasti kembali untuk mengambilnya dan Inner Beauty si Rammang Rammang – Maros, Sulawesi Selatan sungguh a place to remember,
heumm untung saja saya memilih tidak takut menaiki perahu kecil itu yaa hahahaha.
by Jeany Bukit