Surprise! Itu saya rasakan ketika melihat “Si Kuning” yang melintang di jalur Cukang Monteng.
Jalur ini dekat dengan Garut, namun secara geografis masuk ke dalam wilayah Ibun, Kabupaten Bandung.
Terakhir saya melewatinya di pertengahan tahun 2015, jembatan tersebut sama sekali belum terlihat bentuknya.
Baru konstruksinya saja yang dimulai dengan meratakan tanah dan pondasi.
Sekarang, warna kuning cerah jembatan yang dinamakan “Kamojang Hill Bridge” ini menjadi magnet tersendiri bagi para bikers, penggemar touring,
dan pelancong yang ingin mengunjungi kawah abadi di kawasan Kamojang.
Jalur menuju Kamojang Hill Bridge
Kamojang Hill Bridge ini dapat anda capai melalui tiga jalur alternatif, yaitu melalui Keluar Tol Cileunyi – Rancaekek – Cicalengka – Garut – Samarang – Kamojang.
Jalur kedua melalui Keluar Tol Moh. Toha/Tol Buah Batu – Baleendah – Ciparay -Majalaya – Paseh – Kamojang.
Sedangkan jalur ketiga, setelah keluar tol Cileunyi – Rancaekek – Majalaya, Paseh – Ibun – Kamojang.
Saya sendiri biasanya melewati jalur ketiga ini. Jalur yang biasanya digunakan sebagai jalur alternatif saat mudik lebaran, selain jalur Cijapati.
Jalur kedua dan ketiga yang lebih menantang
Jalur kedua dan ketiga menuju Kamojang memang lebih menantang jika dibandingkan dengan jalur pertama.
Jalan terjal, sempit, dan berliku menjadi tantangan tersendiri buat para pengendara.
Tanjakan Monteng pun cukup terkenal sebagai tanjakan yang paling mematikan di daerah tersebut.
Namun, segala kesulitan itu terbayar ketika kita melihat pemandangan di kanan kiri jalan.
Gunung Kamojang menjulang gagah, hamparan sawah yang luas membentang dengan tatanan terasering berundak laiknya tangga yang menghubungkan antara kaki gunung dengan puncak Kamojang.
Sore di Kamojang Hill Bridge
Saat itu, pukul empat sore saya melewati jembatan ini. Sinar mentari yang lembut menyorot tepat di lengkungan tiang Kamojang Hill Bridge.
Memberikan kiasan warna yang menawan dan berkilauan. Hutan hijau nan lebat di sekitarnya nampak kontras dengan warna Kuning jembatan Kamojang.
Membuatnya bersinar sekaligus gagah perkasa di tengah alam yang rimba.
6 kawah abadi
Kalau anda ingin merasakan ketenangan dengan berkunjung ke tempat wisata yang disediakan Tuhan, di kawasan ini terdapat 6 kawah abadi kebanggaan masyarakat Garut.
Nama kawah tersebut unik, seperti Kawah Hujan, Kawah Kereta Api, Kawah Nirwana, Kawah Manuk, Kawah Cibuliran dan Kawah Kamojang.
Diantara keenam kawah tersebut, Kawah Hujan dan Kawah Kereta Api (Geyser) menjadi objek yang paling diminati wisatawan.
Meskipun kawah lainnya pun tak kalah indahnya. Jangan khawatir biaya masuk kawah tersebut.
Hanya dengan Rp 5.000,00 saja, anda bisa menikmati sauna alami dan berendam air panas di kawasan geothermal.
Pembangkit listrik geothermal
Selain untuk wisata, kawasan Kamojang terkenal dengan dua pembangkit listrik geothermal,
atau Panas Bumi yang dikelola oleh Pertamina Geothermal Energy dan Indonesia Power.
Ayo, tunggu apalagi untuk main ke Kamojang? Wisata alam kebanggaan Garut, anugerah manis dari Tuhan yang diberikan pada rakyat Indonesia.
Kamojang Hill Bridge, Sang Penghubung Cukang Monteng dan Kawah Abadi, a place to remember.
by Arum Silviani