
Cerita sebelumnya Solo Traveling ke Belitung? Siapa takut? – Part 1 adalah pengalaman saya menyantap Mie Atep di Jl. Sriwijaya.
Tak jauh dari Jalan Sriwijaya, ada tempat yang namanya Kav. Senang. Tepatnya di seberang monumen Batu Satam.
Di area Kav senang terdapat monumen yang tertulis,
“Kemerdekaan Indonesia telah kami bayar dengan jiwa raga, Kobarkan terus semangat juangmu.”
Selanjutnya dibawahnya tertulis,
“Di sini darah kami tercecer dan jiwa kami melayang, tapi semangat kami pantang surut untuk kemerdekaan.” –Ahim, Gaparman, Mahidin Tedong, Hayati Mahim, Dani-
Kurang lebih di monumen tertulis itu. Mungkin itu semacam monumen yang dibuat untuk mengenang jasa pahlawan kemerdekaan,
sehingga nama-nama pejuangnya pun terukir disitu.
Kav Senang
Kavling ini memang asyik buat nongkrong-nongkrong.
Bisa juga pesan makanan ke ruko-ruko di sekelilingnya yang menjual aneka menu masakan Belitung, untuk kemudian dinikmati disini.
Tapi kalau mau sekedar duduk-duduk juga nggak apa-apa.
Tidak ada yang menegur atau mengusir anda di Kav Senang, Tempat Nongkrong Strategis di Tanjung Pandan.
Saya menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam disini, sambil memotret Bundaran Batu Satam, juga bangunan-bangunan heritage di sekitarnya.
Setelahnya, saya jalan-jalan keliling, dan melihat “mall” Kota Tanjung Pandan, Barata Department Store.
Mungkin kalau di Bandung semacam toko seperti Borma.
Tidak terlalu besar dan tak terdapat banyak pilihan di tempat itu, tapi saya rasa cukup dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat Tanjung Pandan.
Cuaca yang panas
Sebetulnya kaki masih ingin jalan-jalan, tapi matahari jam 14.30 di Tanjung Pandan terlalu panas buat saya.
Sehingga saya memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk istirahat barang sejenak.
Si mbak yang jaga penginapan senyum-senyum lihat saya yang kepanasan.
Dia menyarankan, kalau saya mau jalan-jalan, sorean saja sekitar jam 5. Bisa lihat sunset di Pantai Tanjung Pendam. Saya pun setuju.
Dan si Mbaknya langsung pesenin saya Ojek untuk mengantar saya melihat sunset. Tarifnya murah, hanya sekitar 10 ribu sekali jalan. Jadi PP 20 ribu saja.
Nyanyian Burung Walet
Saat istirahat siang, rasanya damai mendengarkan nyanyian burung walet yang berasal dari gedung yang tak jauh dari Hotel.
Ya, disini memang kawasan Pecinan yang didominasi peternak burung walet.
Gedung-gedung besar dan kuno itu terlihat gelap dan dingin karena di dalamnya tersimpan “harta karun” pemiliknya.
Kalau di China sana, sarang burung Walet dianggap sebagai makanan lezat dan memiliki banyak khasiat buat kesehatan.
Terutama sih katanya untuk mengobati berbagai macam penyakit, mencegah penuaan, dan lain sebagainya.
Orang Tiong Hoa bilang kalau Sarang burung Walet itu disebut sebagai “Ying” atau makanan dingin.
Dan konon juga ceritanya, sup sarang burung walet dulunya adalah hidangan yang biasa disantap oleh keluarga Dinasti, alias keluarga Kerajaan.
Jadi makanan tersebut dianggap istimewa dan harganya fantastis.
Kembali lagi ke selera sih kalau menurut saya. Karena di mata saya orang awam, sarang burung Walet adalah sesuatu yang menyeramkan buat dimakan.
Lebih baik makan dagingnya. Kav Senang, Tempat Nongkrong Strategis di Tanjung Pandan a place to remember.
by Arum Silviani