Tanah Ambon bukan cuma surga bagi malaikat-malaikat bersuara merdu dari Indonesia timur.
Saat saya berkunjung ke Ambon beberapa waktu lalu, seorang kolega mengirimkan pesan singkat yang berisi, “Jangan lupa coba rujak ulek Pantai Natsepa. Sungguh tiada duanya.”
Berbekal rasa penasaran, Sore itu saya bersama rekan-rekan pecinta inindonesiaku.com langsung menuju ke Pantai Natsepa.
Konon katanya, pantai ini sangatlah indah. Maka dimulailah petualangan kami.
Pantai Natsepa
Pantai Natsepa berjarak kurang lebih 18 kilometer dari pusat kota Ambon, atau bisa ditempuh dengan kendaraan darat kurang lebih 30 menit.
Dalam perjalanan kami banyak menemukan penduduk setempat yang bangga memamerkan hasil bumi dari kesuburan tanah Ambon.
Tak heran tanah di sini bagus, lantaran orang Ambon gemar memuja alam lewat nyanyian.
Keanekaragaman hasil bumi, mulai dari singkong, ubi merah, pisang, jambu bol, juga aneka buah yang saya tidak tahu namanya menyambut siapa saja yang lewat.
Mengingatkan kalau negeri ini adalah negeri yang kaya.
Dalam kendaraan yang terus melaju, saya sekali lagi berterimakasih kepada Tuhan, karena saya terlahir di Indonesia, dan diizinkan menginjakkan kaki ke kawasan wisata Pantai Natsepa.
Sore di Natsepa
Saat itu keadaan pantai tidak begitu ramai, mungkin karena masih bulan puasa, dan sudah terlalu sore.
Bau laut yang khas seketika menyergap hidung, membuat saya ingin menghirup nafas dalam-dalam, menahannya sebentar mengisi penuh paru-paru dan menikmati sensasi kesegaran udara sembari menatap riak air laut yang membiru.
Air laut di sini sempurna memantulkan biru langit Ambon yang bersih. Pegunungan hijau di seberang laut menambah anggunnya pantai ini.
Menyuguhkan landscape yang memesona, apalagi jika dapat sembari menikmati Kuliner Ambok, Rujak Ulek di Tepi Pantai Natsepa.
Menikmati rujak di Natsepa
Sepanjang pantai, banyak kios yang berjajar. Hampir semua berjualan rujak. Makanan khas Pantai Natsepa yang tersohor karena keunikan dan kelezatannya itu.
Kios pedagang rujak disini tertata rapi, dan semua pedagangnya adalah ibu-ibu. Di Ambon, mereka senang dipanggil Mama.
Saya menghampiri satu kios Mama yang paling ramah, memesan satu porsi rujak. Dengan cekatan Mama meracik bumbu rujak yang aromanya juga khas.
Awalnya, saya merasa rujak ini sama saja dengan rujak di daerah lain. Terdiri dari potongan buah mangga, jambu, nanas, dan mentimun yang dicampur dengan bumbu kacang.
Tapi tunggu dulu, ada satu bumbu rahasia. Mama memasukkan tomi-tomi, atau anggur Ambon pada bumbunya.
Uniknya lagi, bumbu kacang ini tidak diulek halus. Potongan kacang yang masih kasar justru memberikan sensasi sendiri saat mengunyah Rujak Natsepa.
Saat saya mencobanya, pantaslah orang bilang, “Belum ke Natsepa jika belum makan rujaknya.”
Dan saya harus mengakui, rujak ini memiliki citarasa yang luar biasa lezat, dan sungguh tiada duanya.
Kuliner Ambon, Rujak Ulek di Tepi Pantai Natsepa menghuni satu tempat di dalam hatiku, a place to remember.
by Arum Silviani
Comments are closed.