Belum lama ini saya berkesempatan mengunjungi salah satu kota provinsi di Pulau Kalimantan, Pontianak,

dengan demikian sudah 3 dari 5 kota besar yang ada di Pulau Kalimantan sudah saya kunjungi.

Seperti biasa, kunjungan kali ini sangat singkat, hanya dua hari tetapi cukup untuk mencicipi beberapa kuliner khas kota Pontianak.

Sebenarnya banyak tempat wisata yang ingin saya kunjungi tetapi dengan waktu yang sangat singkat, yang paling memungkinkan adalah wisata kuliner, jadi mari hunting makanan.

Kaya akan kuliner

Pontianak ternyata kaya akan kulinernya, banyak sekali makanan khas nusantara disini.

Beruntunglah saya memiliki teman dan sahabat yang luar biasa di Pontianak ini sehingga dalam waktu yang cukup singkat, saya mencoba beberapa jenis makanan khas Pontianak.

Dari sekian banyak kuliner khas yang ada di Pontianak, yang akan saya ceritakan disini hanya satu yaitu Pengkang/Lempar (dibaca: lemper, bahasa Melayu).

Kenapa?  Bukan karena penganan ini menjadi salah satu makanan yang ada dalam film Aruna dan Lidahnya tapi karena makanan ini menurut saya unik dan enak tentu saja hehe.

Restoran Pondok Pekang Peniti

Berjarak kurang lebih 30 km dari kota Pontianak ke arah Singkawang atau kurang lebih satu jam dengan kondisi jalanan sepi,

terdapat restoran Pondok Pekang Peniti yang sudah berdiri sejak tahun 1934,

restoran yang berlokasi di Jalan Raya Peniti Luar KM 30, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat ini konon merupakan restoran yang menyajikan Pengkang sejak jaman dulu,

dan ini merupakan tempat wajib yang harus dikunjungi sahabat pecinta kuliner untuk mampir mencicipi pengkang.

Pengkang

Pengkang atau lempar (dibaca: lemper, bahasa Melayu) adalah salah satu makanan khas kota Pontianak,

terbuat dari beras ketan atau beras pulut (dalam bahasa daerahnya) yang dicampur dengan santan,

tak jauh berbeda dengan lemper yang ada disini sebetulnya, hanya Pengkang didalamnya diisi dengan ebi, sehingga aromanya lebih tajam dan tentunya membuatnya menjadi lebih gurih.

Kenapa diisi ebi? mungkin karena penganan ini khas ada dikota pesisir yang menjadikannya makanan laut sebagai makanan utama, sehingga pengkang-pun dicampuri dengan ebi.

Pengkang dimasak dengan cara dibakar, sebelumnya Pengkang dibungkus dengan daun pisang dibentuk segitiga sama kaki kemudian dijepit dengan bambu, lalu dibakar, setelah matang baru dihidangkan.

Biasa dimakan dengan sambal kepah

Biasanya pengkang dimakan dengan ditemani sambal kepah atau sambal kerang.

Kepah merupakan sejenis kerang yang hidup rawa-rawa disekitar hutan mangrove, sebagaimana kita tahu di Pontianak masih kita temui rawa-rawa tempat habitatnya kepah/kerang.

Rasa dari sambal kepah ini biasanya manis pedas sehingga jika dicampur dengan rasa pengkang yang gurih maka rasanya menjadi pas.

Menurut saya, pengkang ini cocok juga untuk teman ngopi dan ngeteh di pagi hari maupun di sore hari,

bahkan konon katanya dulu pengkang ini sering dijadikan bekal untuk berangkat ke ladang, ke kebun dan ke hutan karena sangat praktis.

Nah, bagaimana sahabat?! Jangan lupa mampir mencicipi makanan ini ketika sahabat mengunjungi Pontianak ya…

by Deasy Damayanti