Ada pengalaman dan rasa tersendiri ketika kita berkesempatan mengunjungi suatu daerah kemudian dapat mengenal budaya daerah tersebut,

atau paling tidak menikmati atmosfir budaya tersebut.

Hal tersebut saya lakukan bersama sahabat inindonesiaku.com pekan lalu ketika mengunjungi Setu Babakan,

suatu perkampungan penduduk yang masih mempertahankan budaya Betawi.

LOKASI SETU BABAKAN

Setu Babakan sendiri merupakan sebuah danau buatan yang berlokasi di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan,

dimana disekitaran danau tersebut terdapat perkampungan penduduk yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya Betawi.

Meskipun lokasinya dekat dengan kota tetapi nuansa tradisional Betawi sangat terasa ketika memasuki areal Setu Babakan.

ADA APA DI SETU BABAKAN ??

Tempat ini terasa asing juga bagi saya, Setu Babakan? ada apa di Setu Babakan? kok nama tempatnya terdengar asing.

Pernah denger nama Setu tapi setahu saya itu didaerah Bekasi (kalo ngga salah) bukan di Jakarta.

Setelah mencari informasi melalui beberapa sahabat barulah tahu kalo Setu Babakan adalah Perkampungan Betawi yang masyarakatnya masih teguh menjaga budaya dan adat istiadatnya.

JALAN MENUJU SETU BABAKAN

Tidak terlalu sulit menemukan lokasi Setu Babakan karena lokasinya masih disekitar perkotaan (tapi lupa deh kalo diminta mengulang jalurnya).

Jalur menuju Setu Babakan adalah jalur menuju ke Universitas Indonesia dan Universitas Pancasila karena sering juga melalui jalur ini.

Petunjuk jalan menuju Setu Babakan bisa dengan mudah ditemukan sepanjang jalan.

Gerbang utama menuju Setu Babakan ini melalui “Pintu Masuk I Bang Pitung Perkampungan Betawi Setu Babakan”.

JAJANAN KHAS BETAWI ADA DI SETU BABAKAN

Dari mulai masuk sudah banyak ditemui jajanan khas Betawi dan terus sepanjang jalan menuju Setu Babakan (Danau Babakan),

ketika mendekati danau, udara segar langsung terasa, kebetulan ketika saya datang masih agak pagi jadi tidak terlalu panas,

namun udara panas yang terasa berbeda (menurut saya) karena tercampur dengan segarnya pemandangan danau.

Disepanjang danau disediakan tempat untuk bersantai dan bercengkrama bersama keluarga,

atau sahabat tercinta sambil menikmati indahnya pemandangan danau dengan menyantap beberapa makanan khas Betawi.

Sebut saja makanan khas Betawi yang ingin sahabat makan bisa ditemui disini,

dari mulai bir pletok, soto betawi, kerak telor, dodol, toge goreng, es selendang mayang dan oleh-oleh khas Betawi lainnya bisa ditemukan disini.

FASILITAS

Fasilitas lainnya yang bisa dinikmati disini adalah sahabat juga bisa berkeliling perkampungan ini dengan menaiki Delman,

yang dikendalikan oleh abang berbaju khas Betawi, dengan membayar sebesar Rp20.000 satu kali putaran,

bisa menikmati suasana perkampungan Betawi ini atau bisa juga mencoba cara lain menikmati danau sambil olahraga kaki dengan menaiki becak air,

dengan membayar Rp7.500/orang.

Atau jika sahabat hanya ingin bersantai menikmati udara segar dengan hanya duduk-duduk dipinggir danau sambil menikmati es kelapa muda,

seperti yang saya lakukan juga boleh, ditemani desiran angin yang pastinya membuat badan relax dan hati tenang hehe…

BIR PLETOK

Oya, saya juga mencoba minuman tradisional yang sangat terkenal disini yaitu bir pletok,

jangan khawatir minuman ini ngga memabukan kok,

bahan dasarnya terbuat dari rempah-rempah asli Indonesia seperti jahe, serai dan pandan wangi jadi aman dikonsumsi oleh siapa saja.

Saya penasaran dengan rasanya, sering mendengar dan melihat minuman bir pletok ini tetapi belum pernah mencoba dan setelah kemarin mencoba

eemmh… rasanya ngga ramah dilidah saya, agak terasa mirip beras kencur tetapi ada rasa pandan wanginya jadi bingung menterjemahkan rasanya,

mungkin karena tidak biasa tetapi rasa penasaran saya terbayar sudah dengan mencobanya, memang there is always a price for the first time.

EVENT

Sayangnya ketika saya kesana sedang tidak ada event apapun yang berkaitan dengan budaya Betawi,

padahal menurut informasi yang saya peroleh dari masyarakat sekitar biasanya suka ada acara perhelatan budaya tradisional khas Betawi yang dipertontonkan disini,

dari mulai tarian lenong, ondel-ondel dan pertunjukkan budaya lainnya, sayang ya waktunya tidak tepat.

Tetapi terlepas dari semuanya, saya pribadi merasa bangga karena ditengah kehidupan perkotaan yang hingar bingar dengan budaya-budaya asing,

yang mulai mengikis budaya tradisional serta keberadaan bangunan-bangunan bertingkat yang hampir memakan lahan pemukiman penduduk lokal,

pemerintah daerah masih peduli dengan keberadaan perkampungan budaya Betawi.

Di Setu Babakan sahabat masih bisa melihat rumah-rumah tradisional Betawi yang terawat dengan baik,

kehidupan masyarakat yang sederhana dan kental dengan budayanya serta keramahan masyarakat dalam menyambut para tamu yang datang berkunjung,

ternyata ditengah gedung-gedung bertingkat yang menjulang tinggi serta budaya asing yang mulai menguasai masyarakat perkotaan masih ada masyarakat yang peduli dengan kebudayaan asli.

Semoga saya masih bisa menemukan tempat seperti ini diwilayah Indonesia lainnya.   Setu Babakan, Perkampungan Budaya Betawi Ditengah Kota, a place to remember.

by Deasy Damayanti