Hari itu masih di bulan Agustus tahun 2012, sore hari, saya sudah memasuki pelataran Pagoda Ekayana.
Nama pagoda baru saya ketahui hari itu juga, lantaran sedikitnya referensi yang saya dapat soal warisan budaya yang satu ini.
Pagoda Ekayana, atau orang sekitar biasa menyebutnya sebagai Vihara Ekayana, merupakan tempat ibadah umat Buddha yang pertama berdiri di Tomohon.
Lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan utama kota Tomohon. Masuk sedikit melebur dengan suasana perumahan penduduk setempat.
Hingga berujung pada halaman luas dengan udara sejuk plus pemandangan menghadap sisi anggun dari Gunung Lokon.
Istana Dewi Kwan Im
Masuk ke Pagoda Ekayana sahabat inindonesiaku.com diharuskan mengisi buku tamu dan memberikan sumbangan sukarela di kotak amal.
Masuk makin ke dalam, saya menemukan beberapa bangunan khas, termasuk Pagoda Ekayana yang menjadi bangunan utama.
Terdiri atas 9 lantai yang menjulang tinggi dengan arsitektur khas Tionghoa. Setelah Pagoda Ekayana, terdapat Istana Dewi Kwan Im.
Seorang dewi cantik yang baik hati dan selalu menolong umat di dunia. Istana Dewi Kwan Im seindah penghuninya.
Sang Dewi berdiri anggun dengan kebijaksanaan yang terpancar dari aura wajahnya.
Ramalan Kuno Ciam Si
Sedangkan Pagoda Ekayana, memiliki tuan rumah patung Buddha berukuran besar dan memancarkan kerendahan hati.
Satu hal yang membuat saya tersenyum, sebagian orang mengira saya harus pergi ke luar negeri untuk dapat menikmati keindahan tempat ini.
Padahal, Indonesia memberikan kita segalanya, jika kita mau mengenalnya lebih dekat.
Bagi yang berminat, sahabat inindonesiaku dapat melakukan ramalan kuno Ciam Si, ramalan ini tersusun berdasarkan syair-syair kuno Tionghoa.
Cara kerjanya, beberapa batang bambu seperti sumpit lebar diletakkan dalam wadah bambu bulat. Masing-masing batang bambu berisikan nomor.
Setelah itu wadah bambu dikocok sampai mengeluarkan satu batang bambu. Dari nomor yang tertera di batang bambu, anda tinggal mencocokannya dengan kotak yang berada di sisi kiri dinding.
Nah, Di kotak tersebut ada kertas berisikan ramalan. Ramalan tertera dalam kanji-kanji khas tulisan Tionghoa, yang sebagian juga sudah dilengkapi terjemahan dalam bahasa Indonesia.
Melempar Koin ke Dalam Lonceng
Berlanjut ke bagian belakang Vihara, saya menemukan patung katak raksasa. Di depan petung tersebut ada kolam air, yang di tengahnya terdapat lonceng.
Disini, sahabat pecinta Indonesia dapat melemparkan koin dengan mengarahkannya ke beberapa tujuan mulia dalam kehidupan, seperti kebahagiaan, kemakmuran, panjang umur, kedudukan, dan keberuntungan.
Sekilas terlihat mudah melempar koin ke dalam lonceng. Namun kenyataannya tak semudah itu, lantaran replika koin kuno yang ada lubang di tengahnya, selalu berputar dan menghalangi si lonceng.
Filosofi yang diambil dari tempat ini, untuk mendapat kemuliaan dalam hidup memang tak semudah yang kita bayangkan.
Selesai mencuri waktu berpose di bagian belakang, saya memutar ke bagian depan Vihara Ekayana.
Di sisi yang satu ini, saya disambut patung Buddha versi India. Namanya patung Bodhidharma.
Setelah itu ada patung Baradvaja yang duduk duduk di atas rusa, Kanaka the Vatsa, Vanavasha, Nakula, dan lainnya.
Patung-patung ini mengingatkan kita akan karakter asli manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Kesan Mendalam
Pertemuan saya dengan Sang Ekayana sungguh sangat berkesan, bahkan rintik air hujan tak kuasa membasahi bumi.
Hanya melihat kami saling tukar senyum lewat tipis awan yang sudah mulai kelabu. Seolah menyejukkan saya dengan kalimat terimakasih atas niat di dalam hati yang berjanji.
Saya akan menceritakan tempat ini kepada seluruh sahabat pecinta Indonesia lainnya, agar mereka sama bangganya dengan saya setelah meninggalkan Pagoda Ekayana.
Dan untuk seluruh sahabat pecinta Indonesia di inindonesiaku, Si Cantik Pagoda Ekayana adalah tempat yang wajib kalian kunjungi saat ke Tomohon. Benar-benar a place to remember.
by Arum Silviani
Comments are closed.