Setelah menikmati Soto Belitung Mak Jannah, tepat jam 08.00 WIB, Mas Ari menjemput saya di Kv. Senang.

Berkenalan sejenak, lalu kami memulai perjalanan ke Belitung Timur.

Menurut Mas Ari, perjalanan bisa ditempuh kurang lebih satu setengah jam, atau sekitar 90 kilometer.

Cerita Mas Ari

Di Jalan, Mas Ari banyak cerita tentang Belitung Timur, adat dan kebiasaannya, juga objek wisatanya yang agak kurang terawat jika dibandingkan dengan Kota Tanjung Pandan.

Daya tarik utama Belitung Timur masih replika SD Laskar Pelangi dan Museum Kata Andrea Hirata.

Selain itu, Mas Ari cerita kalau di Belitung, potensi oleh-oleh yang belum banyak orang tahu adalah Merica, atau ladanya.

Merica tersebut bercitarasa khas dan memiliki rasa yang lebih kuat dari merica yang berasal dari daerah lain.

Warnanya putih bersih, dengan butiran-butiran halus tanpa cacat. Jika digunakan dalam jumlah banyak, tidak akan menimbulkan rasa pahit,

tetapi rasa pedas khas merica yang menyegarkan.

Saya pun mencatatnya sebagai list yang harus dibeli.

Jalan yang mulus

Mas Ari juga banyak bercerita soal Belitung. Tentang setiap objek wisatanya, waktu terbaik mengunjunginya, dan hotel yang bagus maupun yang sebaiknya tidak dipilih.

Wah…jadi punya masukan nih kalau pengen balik lagi kesini.

Jalan menuju Manggar melalui banyak perkebunan kelapa sawit, juga bekas-bekas tambang timah yang masih menganga.

Seperti biasa, saya jarang sekali melihat rumah warga disini. Tidak banyak pemandangan bagus yang bisa dilihat sepanjang perjalanan menuju Manggar.

Untungnya, kondisi jalan sangatlah mulus. Dari kota Tanjung Pandan hingga Manggar, saya tak menemukan sedikitpun jalan yang berlubang.

Mobil kami pun jadi satu-satunya mobil yang melintas.

Replika SD Laskar Pelangi

Satu setengah jam perjalanan, saya sampai di Replika SD Laskar Pelangi yang terletak di Gantong, Manggar, Belitung Timur.

Rasanya seneeng banget sampai di tempat ini. Bangunan SD dikelilingi pasir putih yang tebal, juga pemandangan yang indah.

SD ini memang dibangun untuk keperluan syuting film Laskar Pelangi. Jadi kondisinya sama seperti yang ditampakkan di film tersebut.

Sedangkan lokasi asli SD Muhammadiyah Gantong bukan berada disini.

Semua pemandangannya memuaskan keingintahuan dan rasa penasaran saya tentang Laskar Pelangi.

Pokoknya, tercapai sudah salah satu cita-cita saya menyusuri jejak para pelaku di buku vavorit saya.

Terngiang-ngiang syarir lagunya,

“Mimpi, adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia. berlarilah, tanpa lelah, sampai engkau meraihnya…”

Dan disinilah saya sekarang. di salah satu tempat impian saya.

Di Replika SD Muhammadiyah Gantong ini, kita bisa kasih kata-kata mutiara, atau sekedar tanda tangan untuk mengenang perjalanan kita ke Gantong.

Pemerintah setempat menyediakan kain putih di dinding sekolah yang bisa kita corat-coret.

Tapi jangan corat-coret di tempat lain yaa.

Solo Traveling ke Belitung? Siapa takut? – Menyapa Belitung Timur, SD Muhammadiyah Gantong  a place to remember

by Arum Silviani