Tebing Breksi Jogja, Janji Kembali untuk Menuntaskan Penasaran

Setelah menikmati Lumpia di lorong Malioboro dan berwisata Lava Tour, mari kita kembali menjelajah Jogja, tepatnya ke Tebing Breksi.

Saya sendiri sebelumnya tidak mengetahui mengenai keberadaan tebing breksi ini,

baru diberitahu oleh sahabat seorang driver langganan yang selalu mengantar kemanapun saya pergi kalo sedang berkunjung ke Jogja, Mas Agung.

Beliau insist merekomendasi untuk mengunjungi tebing breksi ini karena sedang kekinian katanya “sampeyan browsing dulu deh mba…” gitu katanya, akhirnya saya browsing dan tergoda untuk datang kesini.

Tebing Breksi

Tebing Breksi sendiri merupakan bukit kapur yang terletak di Dusun Groyokan, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.

Mulai dikenal wisatawan setelah resmi dibuka oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tahun 2015 dan dicanangkan sebagai lokasi cagar budaya.

Konsep wisata Tebing Breksi ini adalah geowisata.  Kalau dilihat sekilas sih mirip dengan lokasi GWK yang ada di Bali sana,

selain bukit kapur terdapat juga amphitheatre yang biasa digunakan untuk konser musik.

Sejak diresmikan sebagai kawasan geowisata Jogja, katanya tempat ini selalu dikunjungi wisatawan.

Di beberapa sisi dari tebing breksi ini ada hasil pahatan raksasa dengan gambar wayang yang dibuat oleh para seniman Jogja, mungkin untuk menambah artistik dari tebing breksi ini.

Ketika kami tiba di Tebing Breksi hujan turun lumayan deras dan sempat ragu untuk turun dari mobil karena pasti basah kuyup tetapi karena diledekin oleh driver kami, Mas Rangga,

yang udah cape-cape nganterin kesini trus dikatain “katanya mau foto-foto disini, ayo mumpung ujannya mereda nanti gede lagi lho”

Bersama Hujan menikmati tebing breksi Jogja

Jadilah akhirnya kami turun dari mobil dan hujan-hujanan.  Ternyata bukan kami saja yang hujan-hujanan,

ada juga wisatawan lain yang sama penasarannya dengan kami sampai rela hujan-hujanan untuk melihat tebing breksi dari dekat bahkan ada ibu-ibu juga.

Sebenarnya jika cuaca sedang tidak hujan, kita bisa menaiki tebing breksi ini dan dari atas tebing bisa melihat hamparan candi ratu boko dan candi ijo dengan latar belakang Gunung Merapi.

Sayang karena cuaca sedang hujan dan angin kencang sehingga akses tangga untuk menaiki puncak tebing ditutup untuk keselamatan,

padahal niat awal ingin kesini karena pengen melihat view dari atas tebing tapi apa daya seharian itu hujannya on/off.

Selain tidak bisa melihat pemandangan candi dari atas tebing, kami juga tidak bisa menikmati sunset dari atas tebing seperti yang direkomendasikan Mas Agung tadi.

Jadilah kami hanya menikmati tebing breksi dilokasi yang aman, mengagumi hasil pahatan wayang para seniman sambil bergumam berapa lama ya bikin pahatan seperti ini.

Karena hujan dan angin cukup kencang serta hari sudah menjelang malam, kami memutuskan untuk tidak berlama-lama disini dan melanjutkan perjalanan menuju ke kota Jogja.

Dalam perjalanan pulang bergumam dalam hati, nanti harus kembali lagi kesini untuk melihat view dari atas tebing dan menikmati sunset disini, semoga.

Tebing Breksi Jogja, Janji Kembali untuk Menuntaskan Penasaran, a place to remember.

by Deasy Damayanti

tebing breksi Jogja