Oktober 2014 menjadi bulan yg dipilih sahabat inindonesiaku.com untuk menjelajahi Pulau yang terkenal dan menjadi tambatan hati  para pencinta taman laut, Wakatobi.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di  wangi-wangi, ada perasaan menghentak di dada, betapa menakjubkannya pulau ini.

Sejenak setelah menikmati indahnya wangi-wangi, kami pun ditantang untuk menjelajah belahan kepulauan Wakatobi.

Perjalanan 4 jam dengan kapal reguler, disertai ombak yang cukup tinggi menjadi tantangan tersendiri buat kami.

Tak pelak, beberapa diantara sahabat IDC merasakan mabuk laut. Tomia Wakatobi, Keindahanmu sempurna.

Tomia

Di awal perjalanan, kami menikmati kebersamaan dengan ditemani sang mentari.

Namun kala sinarnya mulai terik dan menusuk kulit, kami terpaksa berlindung ke dalam kapal.

Sembari bercengkrama, tak terasa  4 Jam berlalu dan tibalah kami di pulau yg disebut TOMIA.

Kesan pertama yg saya rasakan, Tomia hanyalah sebuah pulau yang biasa saja, dengan Dermaga yang belum selesai, dan Gapura Selamat Datang pun tak menarik mata.

Namun lain halnya ketika kami check-in di penginapan setempat. Disitulah saya mulai merasakan kalau Pulau Tomia begitu menggoda.

Kamar yg bersih, ditambah keramahan sang pemilik penginapan seakan membawa saya pulang ke rumah.

Saatnya snorkeling

Waktu yg kami nantikan pun tiba. Snorkeling.

Kegiatan yang menjadi Menu Utama jelajah kami para sahabat IDC di Wakatobi.

Kami diantarkan ke salah satu spot taman laut terbaik.

Seketika air yang bening menyambut, menampakkan gugusan terumbu karang yang menggelitik hati.

Hal itu membuat saya menjerit “ooohhh Indahnya…” Setelahnya, saat itu saya menjadi begitu egois.

Karena tanpa menunggu teman-teman lain menyelesaikan persiapan snorkeling, saya sudah terjun terlebih dulu.

Saya hanya bisa terkesima saat menyusuri taman laut ini.  Sungguh ini adalah Sorgaaaaaaa!!! Indah sekali…

Indah banget…

Airnya jernih…Terumbu karangnya sehat…dengan banyak ikan menari mengelilinginya. “Oohh So Wonderfull…” bisik saya dalam hati.

Tak sabar, saya pun bergegas naik ke permukaan dan  berteriak ke para sahabat lainnya untuk segera turun, menikmati keindahan taman laut Tomia.

Taman laut menakjubkan ini dianugerahkan Tuhan buat Indonesia.

Kollo Soha Beach, nama spot snorkeling tersebut dan kami sangat menikmati berkencan dengan spot ini.

Senja menjemput. Padahal kami masih enggan untuk beranjak naik. Akhirnya, kami menikmati syahdunya senja dan tenggelamnya mentari di Kollo Soha Beach.

Sangat menyenangkan. Hanya saja selalu tepat waktunya, sang malam datang menyapa, dan memaksa kami untuk kembali ke daratan.

Puncak Kahianga

Tak berhenti sampai disitu. Esok hari kami masih punya acara. Sehingga saya memutuskan untuk tidur lebih awal, demi mengejar matahari terbit di Puncak Kahianga.

Karena sedikit terlambat, saat sampai di Puncak Kahianga, mentari sudah cukup menanjak tinggi.

Namun demikian, tempat ini membuat saya langsung jatuh cinta. Tak sedikitpun berkurang rasa cinta itu karena saya sudah sangat terpesona dengan keindahannya.

Kata orang, Matahari tenggelam di Puncak Kahianga ini lebih sempurna daripada matahari terbitnya.

Ohh…saya langsung duduk dan melihat keindahan pulau yang dihadapkan oleh Puncak Kahianga ini, lalu berdoa.

Tuhan, ijinkanlah saya, suatu saat nanti dapat menikmati matahari tenggelam di tempat ini.

Usai menikmati Puncak Kahianga, kami melanjutkan perjalanan ke Benteng Patua Tomia.  Hanya saja, karena waktu yang singkat kami hanya singgah sebentar di tempat ini.

Akhirnya, dengan berat hati saya harus meninggalkan pulau indah ini. Saya jatuh cinta  bukan hanya pada keindahan bawah lautnya.

Melainkan juga pada kesempurnaan Puncak Kahianga, penghuni pulau yang ramah, dan kebersihan perumahannya.

Jelajah Wakatobi membuat saya berkata “Terima kasih Tuhan, saya terlahir di Indonesia ” saya mencintai Wakatobi dan jatuh hati padanya, terutama pada pulau Tomia.

Tomia, Semoga Tuhan mengijinkan saya kembali untuk mendatangimu dan menjelajahi sisi lainmu yang lebih Indah.

Tomia Wakatobi, Keindahanmu sempurna, a place to remember.

 by Nik Sukacita