Belitung di Waktu Senja

Belitung, salah satu pulau kecil di pulau lepas pantai timur Sumatera, Indonesia. Daerah Belitung mulai dikenal kalangan umum karena film “Laskar Pelangi”.

Sejak film “Laskar Pelangi” diputar di bioskop dan novelnya yang digemari semua orang, Belitung jadi daya tarik para pelancong karena wisata baharinya.

Begitu pula saya yang menonton film dan membaca beberapa novel Andrea Hirata memiliki keinginan untuk mengunjungi Belitung.

Akhirnya memutuskan untuk berkunjung pada bulan Agustus 2017 bersama adik dan beberapa teman dari Bali.

Senja Menyapa

Tiba di sore hari, alam menyambut saya dengan cuaca yang baik dan saat itu pula saya bertemu dengan sang surya di waktu senja begitu cantik dengan bentuk yang sempurna dengan warna merahnya.

Di hari pertama menginjakkan kaki dengan melihat sunset sebagus itu membuat diri saya semakin bersemangat menjelajahi Belitung. Hari–hari saya di Belitung cukup memberi pengalaman yang unik.

Bukan hanya karena alamnya yang menarik namun juga karena aroma dan cita rasa kopi Belitung yang luar biasa nikmatnya. Bagi saya perjalanan ini merupakan paket lengkap. Mengapa lengkap?

Pertama, saya menemukan rasa kopi yang luar biasa nikmatnya dengan cara pembuatannya yang unik pula;

Kedua, karena hanya di Belitung saya menemukan sunset dengan wujud yang nampak jelas bulat besar dan berwarna merah kekuningan;

Ketiga, karena alam di Belitung masih sangat alami dan bersih; Keempat; saya bisa menikmati kuliner Belitung dengan rasa yang sempurna.

Kopi Belitung

Bicara soal kopi, Belitung merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan kopinya. Yapp pulau dengan 1001 warung kopi.

Budaya di Belitung sangat unik dengan budaya para penduduk lokalnya yang sangat suka menghabiskan waktu dengan pergi ke warung kopi, menghabiskan waktu sambil mengobrol dan bermain catur.

Waktu itu, saat saya mengunjungi kota Manggar, saya terpesona dengan pemandangan di setiap tepi jalan. Saya menemukan warung kopi yang penuh para penikmat kopi.

Sempat berhenti sebentar di salah satu warung kopi bergabung dengan mereka menikamti kopi O, khas Manggar-Belitung.

Saya pun mengikuti gaya mereka dalam menikmati segelas es kopi O ditambah susu, hehee… Sambil meneguk kopi saya dan teman-teman mengobrol, berceloteh tentang apa saja yang membuat kami lupa akan waktu.

Untuk Kopi yang saya nikmati di Manggar, Belitung TImur rasanya berbeda dengan kopi yang saya nikmati di Tanjung Pandan, Belitung Barat. Sempat bertanya kepada guide saya waktu itu.

Apa yang membuat rasa kopi di kedua daerah ini berbeda? Si bapak guide bilang, sebenarnya kopi yang ada di Belitung itu berasal dari luar daerah Belitung. Belitung sendiri bukan daerah penghasil kopi.

Selain itu rasa kopi di Belitung berbeda karena cara barista meracik kopi di setiap daerah itu berbeda. Terbukti dengan saat saya mengunjungi warung kopi Kong DJie. Warung kopi ini bisa kita temui dimana-mana di sepanjang Tanjung Pandan.

Namun rasa kopi di setiap tempat itu berbeda pula, meskipun nama warung nya sama “Kong DJie”. Unik bukan?? Yapp… keunikan ini yang membuat saya semakin tertarik dengan rasa kopinya.

Indahnya Belitung

Dari segi alamnya, Belitung identik dengan pantainya. Pantai dengan batu-batu granite yang besar yang berumur 200an juta tahun.

Batu batu raksasa tersebut muncul ke permukaan melalui proses bathtolith unroofing. Mineral yang menyusun tubuh batu terkikis oleh erosi, angin dan hujan menimbulkan bentuk bentuk yang menakjubkan.

Wilayah yang sangat terkenal di Belitung yakni Pantai yang ada di Belitung Barat. Pantai dengan air laut yang tenang jernih berwarna tosca dan dilengkapi dengan keunikan batu-batu besar granitenya.

Tak lupa karena matahari dan langit yang cerah memberi andil besar dalam menikmati kemasyuran pantai Tanjung Tinggi atau yang lebih dikenal dengan sebutan “pantai Laskar Pelangi”.

Dari referensi yang saya baca di internet Tanjung Tinggi merupakan tempat yang pas untuk menikmati sunset. Hmm, tapi menurut saya menikmati sunset di pantai itu sudah biasa.

Selain itu saya berfikir pasti nanti pas waktu senja banyak orang yang berdatangan untuk berfoto sambil menikmati sunset. Karena tidak menyukai hal yang mainstream dan terlalu banyak orang di pantai dan membuat pantai itu tidak indah lagi.

Akhirnya saya memutuskan untuk menikmati Tanjung Tinggi di pagi hari. Dibawah teriknya matahari saya menikmati air laut Tanjung Tinggi.

Puas sekali rasanya berenang di pantai yang pada waktu itu belum ramai oleh pengunjung.

Tak hanya pantai Tanjung Tinggi yang saya kunjungi. Beberapa pantai di beberapa pulau kecil yang ada disekitaran Belitung Barat. Waktu itu saya melakukan penyebrangan di Pantai Kelayang.

Bagi setiap orang yang berkunjung pasti akan direkomendasi untuk mengunjungi Pulau Burung, Pulau Lengkuas, dan Pulau Batu Berlayar.

Yaaa, begitu pula dengan saya. Berkunjung ke pulau yang saya sebutkan tersebut. Setiap pulau tersebut memiliki ciri khasnya masing masing.  Wisata Belitung, Disambut Cantiknya Sang Surya di Waktu Senja a place to remember.

by Novi Ani