Setelah Menikmati 16,5 jam di Kota Makassar dan Maros ,
Jumat malam jam 22.00 WITA saya dan sahabat inindonesiaku.com berangkat ke Tana Toraja dari Kota Makassar
dengan menggunakan Bus ‘Bintang Prima’ seharga Rp. 170.000/org/sekali jalan.
Bus AC yang sangat nyaman, kursinya empuk bisa di pakai tidur loh pokoknya bus nya bagusss deh.
Heummm berkencan bersama “ Tana Toraja “ saat weekend ditemani sahabat terbaik ( Jeany, Budhy dan Robin ) adalah liburan yang sungguh mengesankan.
Day 1, Sabtu 30 Mei 2015 :
Jam 05.40 dipaksa bangun dengan bahagia karena Bus tiba di Kota Rantepao, artinya kaki ini sudah menyentuh bumi Tana Toraja
waaaouuuuu one of my dreams came true again dan langsung disambut senyuman hangat Tugu Tana Toraja, berupa replika rumah adat Tongkonan.
Hari masih sedikit gelap sepi, butuh berjalan kaki 10 menit menuju penginapan yang Budhy pilih
yaitu sebuah wisma mungil milik seorang pastor letaknya tidak jauh dari tempat bus menurunkan penumpang, lokasinya dekat dengan pasar.
Di teras wisma nan asri kami beristirahat sebentar sambil menghirup udara pagi Tana Toraja,
menyedu teh hangat sambil mengucap syukur banyak – banyak karena akhirnya dapat membuktikan keindahan alam Tana Toraja dengan nyata.
Jam 08.00 semua sudah mandi dan siap berpetualangan ehhh tuan rumah wisma ternyata sudah menyiapkan sarapan sederhana (nasi, sarden, telor ceplok)
tapi pelengkapnya itu segelas ‘Jus Tamarillo (terong belanda)’ mampu menyegarkan seluruh badan dan sangat memanjakan lidah
heumm benar – benar keramahan yang luar biasa. Wisma ini sepertinya tidak disewakan secara umum jadi yang menginap hanya yang kenal-kenal saja.
Kete’kesu’
Jam 08.40 kami meluncur (kebetulan Budhy punya sahabat di Tana Toraja yang meminjamkan mobilnya untuk kami pakai)
ke Kete’Kesu’ (tiket masuk Rp. 10.000/org), jaraknya hanya 20 menit dari penginapan,
di sini terlihat rumah adat masyarakat Tana Toraja “Tongkonan“ tersusun rapi yang potonya seringkali muncul di iklan-iklan pariwisata.
Puas Jeprat – jepret sono sini lalu kami mengunjungi kuburan batu yang ada di dalam kawasan wisata Kete’Kesu’.
Ditemani guide local seorang anak kecil kami memasuki goa berisi peti jenazah
dan penuh tumpukan tulang – tulang manusia yang berserakan entah dari kapan berada di situ, pemandangan menakjubkan walau sedikit merinding.
Londa
Jam 11.00 kami tiba di Londa, hanya 30 menit dari kete’kesu’,
ini juga kuburan unik di dalam goa batu.
Masuk ke goa harus menyewa petromak seharga Rp.30.000/lampu di bawa oleh seorang guide yang dibayar secara sukarela (saya bayar Rp. 20.000).
Rumah Makan ‘Setia Kawan’ di Makale
Tepat jam 12.14 kami mencari makan siang di daerah Makale dan RM Setia Kawan adalah pilihan tepat,
rumah makan sederhana di pinggir sawah hijau menyajikan bumbu masakan khas Toraja tapi
heumm upps banyak santapan tidak halalnya alias menu yang menghidangkan daging Babi hehehee.
Sa’dan To’barana – Batutumonga & Restoran Mentirotiku
Jam 13.30 mobil melaju ke Sa’Dan To’Barana, dikenal sebagai desa pengerajin tenun tradisional Tana Toraja, butuh 1.5 jam (agak jauh)
dari Makale untuk tiba di tempat ini, dari sini kami lanjut ke Batutumonga,
daerah pegunungan nan sejuk di penuhi pemandangan sawah yang ajaib bak ukiran terletak di kaki gunung Sesean yang merupakan gunung tertinggi di Tana Toraja.
Sepanjang perjalanan menuju Batutumonga selalu ditemani panorama hijau elok membuat mata susah berkedip.
Jam 16.30, moment yang selalu ngangenin saat bersantai sejenak di restaurant Mentirotiku yang berdiri kokoh di puncak nya Batutumonga,
menikmati alam ditemani secangkir teh dan pisang goreng hangat dengan terburu – buru karena tetiba hujan turun cukup deras
dan demi keamanan Budhy mengajak untuk segera kembali ke Rantepao sebelum hari gelap.
Rumah Makan ‘Saruran’ di Rantepao – Café Ares
Jam 18.30 sampai lah di Rantepao dengan rasa lapar,
kami parkir tepat di depan Rumah Makan Saruran lalu memesan banyak hidangan tapi menu nasi goreng merah nya sangat saya rekomendasikan.
Aaahhh hari ini ternyata malam minggu, setelah mandi kami pun bermalam mingguan,
berfoto – foto di Tugu Tana Toraja dan nongkrong di Café Ares, satu – satu nya café yang buka sampai jam 11 malam dan menyajikan kopi khas Toraja.
Tana Toraja begitu sunyi sepi damai tetapi di dalam kesunyiannya menyimpan kecantikan yang sangat memukau dan sulit untuk di hindari.
Day 2, Minggu 31 Mei 2015 : ( Tracking dan Rafting di Sungai Maiting )
Desa Dende Piongan Napo – Rafting di Sungai Maiting
Jam 07.00 pagi mata ini terbuka segar lalu lanjut mandi dan jam 08.00 kembali menikmati sarapan yang sudah disiapkan si Mba penjaga wisma
ohh ho ho ho bahagia bukan main begitu melihat di meja makan kembali tersedia Jus Tamarillo (terong belanda) yang susah untuk di lewatkan.
Hari ini kami sepakat memesan paket tour tracking dan rafting di sungai Maiting seharga Rp. 650.000/org
( baca lengkap di Rafting Sungai Maiting Tana Toraja, Pengalaman Tracking & Rafting Pertamaku ). Benar – benar hari yang luar biasa.
Jam 08.30 kami dijemput oleh pihak tour. Perjalanan menuju Sungai Maiting melewati rute Desa Dende Piongan Napo,
desa yang penuh dengan keindahan paduan sawah hijau ditemani air terjun yang selalu menggoda sepanjang perjalanan walaupun jalan yang dilalui tidak begitu bagus.
Saat tracking bertemu Tedong / Kerbau dan saat rafting bertemu banyak bebek liar yang bisa terbang
dan kagetnya lagi ternyata di tepian sungai Maiting ini banyak berkeliaran Iguana liar dari yang kecil hingga yang besar – besar,
di sepanjang perjalanan rafting di sungai Maiting pun bertemu tebing – tebing tinggi nan elok di penuhi banyak air terjun.
Jam 15.00 rafting selesai di Desa Taparan, kami pun di antar kembali ke penginapan yang jarak tempuhnya hanya 1 jam.
Makan Bakso Babi Alfa
Setelah mandi kami sepakat harus mencicipi heumm maaf hehehhe bakso babi Alfa (gak halal) yang letaknya dekat Tugu Tana Toraja,
bakso hangat lezat seharga Rp. 15.000/mangkuk ini sangat pas dinikmati sore – sore.
Jam 18.30 kami harus packing karena akan kembali ke Makassar dengan bus malam yang berangkat jam 21.00 dari Rantepao dan tiba di kota Makassar jam 05.00 pagi.
Nahh sebenarnya dari Tana Toraja bisa langsung kembali ke Jakarta tapi kami memilih lanjut melengkapi pegalnya kaki menuju Pantai Tanjung Bira di Bulukumba yang jarak tempuhnya kurang lebih 5 jam dari Kota Makassar.
Mari kita hitung budget per orang saat di Tana Toraja :
Peserta : 4 Orang ( Share Cost )
Bus Bintang Prima PP dari Kota Makassar – Rantepao – Makassar = Rp. 1.360.000 / 4 = Rp. 340.000 / org
Penginapan 2 hari 2 kamar = Rp. 600.000 / 4 = Rp. 150.000 / org *kami check in sabtu pagi jam 06.00 dan check out minggu malam jam 20.00 sooo kamar di hitung 2 hari*
Bensin = Rp. 250.000 / 4 = Rp. 62.500 / org
Beli Makan + Jajan + tiket masuk + Aqua + lain – lain selama 2 hari = Rp. 800.000 / 4 = Rp. 200.000 / org
Paket Tracking & Rafting = Rp. 2.600.000 / 4 = Rp. 650.000 / org
Biaya per orang selama 2 hari di Tana Toraja = Rp. 1.402.500
Pesawat PP Jakarta – Makassar sekitar Rp.1.500.000
Ingin ke Tana Toraja tetapi hanya mempunyai waktu saat weekend saja ???
soo ambil pesawat jumat siang/sore yang tiba di Makassar sekitar pukul 17.00,
kalian bisa mandi di Bandara Makassar (di bandara ini tersedia kamar mandi lengkap dengan penyewaan handuk, tanya saja ke security)
lalu sewa taxi untuk makan malam sejenak di kota Makassar dengan pilihan menu Sop Sodara, Coto Makassar, Mie Titi, dll (Jarak dari Bandara ke Kota kurang lebih 45 menit).
Bus malam Bintang Prima berangkat jam 10 malam menuju Tana Toraja (Jl. Perintis Kemerdekaan KM 12, Makassar – tlp. 0411-4772888)
dan tibalah 20 menit sebelumnya biar aman dan sabtu minggu sahabat bisa menikmati Tana Toraja dehh.
Rute pulang
Untuk rute pulang, gunakan lagi bus minggu malam dari Tana Toraja keberangkatan jam 9 malam dari Rantepao
lalu minta diturunkan di Bandara (sampai Bandara sekitar jam 04.00 – 05.00 pagi), mandi lagi di Bandara,
pilih pesawat pagi ke Jakarta trus cuzz ngantor yahh walaupun agak sedikit terlambat hehehhe yang penting ijin dulu ke bos yaa.
Jika punya banyak waktu sangat di sarankan naik bus pagi dari Kota Makassar (berangkat jam 09.00 klo belum berubah yaa) menuju Tana Toraja
dan pilih kursi nomor 1,2,5,6,9 atau 10 pokoknya yang posisi nya di sebelah kiri (wajib),
karena ini posisi kursi yang sangat pas untuk menikmati pemandangan indah mempesona sepanjang perjalanan dari Makassar ke Tana Toraja
saat melewati Kota Pare – Pare dan Enrekang, pemandangan laut dan pegunungan hijau heumm indah nya lengkap deh.
Dua hari di Tana Toraja sangatlah tidak puas karena masih banyak tempat unik nan indah menggoda
seperti Desa Wisata Pango – Pango, Lemo, Kambira / Kuburan bayi, Pallawa, Tilanga dan masih banyak lagi,
tapi saya sangat puas karena bisa menciptakan banyak moment seru bersama sahabat terbaik walau hanya Wisata Sulawesi Selatan, Sabtu Minggu di Tana Toraja sungguh a place to remember.
by Ina_nty