Wisata Yogyakarta, Menikmati Punthuk Setumbu di Bawah Guyuran Hujan
Punthuk Setumbu atau sering juga orang menyebutnya sebagai nirwana sunrise adalah tempat dimana sahabat inindonesiaku.com bisa melihat sang penguasa siang muncul.
Konon tempat ini menjadi terkenal awalnya karena ada seorang fotografer yang mengabadikan moment sunrise disini kemudian diikutsertakan dalam lomba fotografi dan menang.
Sejak saat itu orang-orang mulai berdatangan kesini, lebih terkenal lagi setelah tempat ini dipakai syuting film romantis yang fenomenal AADC2.
Menuju Sunrise – Punthuk Setumbu
Biasanya untuk melihat dan menikmati keindahan sunrise di Punthuk Setumbu ini, sahabat sudah harus berangkat dari kota sekitar jam 4 pagi tetapi perjalanan kami kali ini sedikit berbeda.
Ketika sebagian besar orang-orang datang ke Punthuk Setumbu untuk melihat sunrise, kami justru tiba disaat orang-orang turun setelah melihat sunrise…
anti mainstream kan?
Sekali-kali lah mencari suasana yang berbeda berWisata Yogyakarta, Menikmati Punthuk Setumbu di Bawah Guyuran Hujan.
Ketika kami tiba di Punthuk Setumbu, suasana tidak seramai ketika menjelang sunrise, hanya ada beberapa kendaraan yang masih parkir, kami menuju tempat pembelian tiket masuk.
Sebagai informasi tiket masuk ke Punthuk Setumbu ini Rp 15.000,-. Ketika kami mulai berjalan ditemani guide yang merangkap sebagai fotografer, Mas Nur Cahyo, hujan mulai turun.
Sempat ditawari untuk berhenti tapi kami memutuskan untuk terus jalan saja, kami sudah siap dengan jaket dan payung.
Sepanjang jalan Mas Nur Cahyo bercerita tentang Punthuk Setumbu dan serunya saat syuting AADC2 disini.
Beberapa kali kami berpapasan dengan rombongan yang hendak turun beberapa diantaranya ada orang asing juga. Menjelang tiba di puncak, hujan semakin deras.
Akhirnya kami memutuskan untuk berteduh di kios minuman, cukup lama kami berteduh .
Ketika agak mereda kami mulai berkeliling menikmati indahnya pemandangan sambil mengambil beberapa foto, karena sepi jadi spot foto yang biasanya ramai serasa milik sendiri xixi
Gereja Ayam
Dari tempat kami berdiri, terlihat bagian atas dari gereja ayam yang juga ngehits karena adegan Rangga dan Cinta dalam film AADC2 dan samar-samar terlihat dari kejauhan candi borobudur yang diselimuti kabut.
Setelah puas menikmati pemandangan pagi di Punthuk Setumbu, kami bergerak menuju destinasi selanjutnya, gereja ayam.
Mas Nur menawarkan untuk trekking menuju ke gereja ayam, menurutnya jarak yang ditempuh sekitar 3 km, jika balik lagi ke bawah ke tempat kami awal naik tadi, jaraknya lebih jauh.
Oke…karena ini perjalanan anti mainstream jadi kami menyetujui untuk trekking menuju gereja ayam dan lebih seru lagi karena hujan kembali turun ketika kami mulai trekking.
Kami sangat bersyukur mendapatkan guide seperti Mas Nur Cahyo karena sangat helpful, mungkin, jika kondisi cuaca tidak hujan kami tidak akan kesulitan tetapi karena hujan jadi medan jalan yang kami lalui cukup berbahaya dan liciin.
Beberapa kali kami dibantu untuk melewati jalan yang agak sulit, salah satu teman kami bahkan sempat terpeleset dua kali.
Saking konsentrasinya dengan medan jalan yang licin dan naik turun, kami tidak sempat untuk mengabadikan moment-moment sepanjang perjalanan tersebut.
Sepanjang perjalanan,
Mas Nur menceritakan bahwa gereja ayam itu sebetulnya bentuknya bukan ayam tetapi burung merpati tetapi karena janger atasnya menyerupai janger ayam jika terlihat dari kejauhan jadilah disebut sebagai gereja ayam.
Gerejanya sendiri katanya berdiri dari tahun 1996. Tak terasa kami pun akhirnya sampai di bagian belakang dari gereja ayam.
Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000,- per orang kami memasuki gereja ayam. Dibagian dalam gereja ayam ternyata sudah banyak wisatawan lain.
Semula kami agak risih karena yang lain rapih dan bersih sementara kami sedikit basah dan sepatu serta celana kami belepotan tanah karena trekking tadi.
Tapi justru trekking itu yang membuat perjalanan kami kali ini jadi luar biasa. Mas Nur mulai mengajak kami menaiki lantai per lantai dari gereja ayam.
Disetiap lantai terdapat gambar-gambar yang bertuliskan pesan moral seperti cinta tanah air, menjauhi narkoba dan pesan moral lain.
Menjelang puncaknya, kami harus bergantian karena tempatnya tidak terlalu besar dan tangga menuju ke puncak hanya bisa dilalui oleh satu orang.
Tanpa perlu menunggu lama kamipun naik keatas dan terpampanglah pemandangan yang indah luar biasa.
Pikiran kami flashback mereview salah satu adegan Rangga dan Cinta di film AADC2 yang dilakukan disini, lalu kami bercanda sayang nih rangga kami (driver) ngga mau diajak naik keatas xixi.
Mengabadikan dalam foto
Kami tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berfoto berlatar pemandangan dari atas gereja ayam tersebut, dibantu Mas Nur Cahyo tentunya, beliau pandai mengarahkan kami untuk mendapatkan hasil foto yang bagus.
Kebetulan juga ketika kami kesana, bertemu dengan pemilik dari gereja ayam, Bapak Daniel Alamsjah, sekalianlah kami berfoto bersama beliau hehe.
Jogja memang tak pernah kehabisan ide untuk menyajikan tempat wisata yang layak dikunjungi dan memberikan pengalaman baru.
Jogja selalu membuat ingin dan ingin untuk kembali dan mengeksplore tempat wisata baru yang belum sempat terkunjungi.
Tunggu aku kembali yaa….Wisata Yogyakarta, Menikmati Punthuk Setumbu di Bawah Guyuran Hujan a place to remember.
by Deasy