Kuliner Palembang, Jatuh Cinta pada Suapan Pertama

Kalau ditanya hal apa yang paling berkesan dari Palembang? Saya akan berteriak kencang, makanannyaaaaaaaa, haha.  Kira-kira jawaban sahabat inindonesiaku sama gak ya? 😀

Lama sekali ingin rasanya berkunjung ke Ibukota Sumatera Selatan ini, pingin foto-foto di jembatan Ampera dan Stadion Jakabaring yang beberapa waktu lalu dipakai untuk PON dan Sea Games.  Sampai akhirnya dikasih rejeki juga buat berkunjung.

Hallo Palembang

Sesampainya di Sultan Mahmud Badaruddin II International Airport, yang pertama dipikirkan adalah cari makannnnnn, maklum belum sarapan belum sempet ngemil juga.

Supir taksi mengantarkan saya ke pusat kota, melewati panjangnya pembangunan jalan layang Light Rail Transit (LRT) yang akan mendukung pelaksanaan Asian Games 2018.

Saya berfikir, kalau sudah jadi, jalan layang ini tentunya akan keren sangat.  Sampai di Hotel, saya menyimpan barang-barang dan kemudian mencari makanan di sekitar situ.

Beruntungnya saya, karena tidak jauh dari hotel ada warung-warung kaki lima yang menjajakan makanan, pilihan jatuh ke pedagang Laksan, unik dan baru saya dengar.

Saya pesan satu porsi Laksan, dan begitu datang kok tampak kurang menarik ya hanya 2 buah potong lontong dan kuah kari.   Ahhhhh berhubung lapar, pikiran itu gak lama bercokol di pikiran, langsung saya lahap.

Tapi tunggu, ternyata itu bukan lontong, saya sempet bingung menganalisis, haha.  Kaya lontong kenyal berasa ikan berkuah ikan atau udang ya?  Seperti itulah rasanya, terus terang baru sekali nemu makanan ini.

Suka mau pesen lagi tapi akhirnya diurungkan, saya memilih mencoba makanan lain yang bentuknya kaya sate buntel, pentol namanya.  Begitu dicoba, rasanya gak jauh-jauh dari ikan, nyam nyam nyam.

Jalur LRT Palembang
Laksan

Menunggu,

Berhubung saya datang di hari kerja, saya harus menunggu sahabat yang akan menemani kerja dulu, duduk-duduk di lobby hotel sampai akhirnya sahabat saya datang, yeaaaaa.

Makan kemana kita? Pertanyaan itu yang spontan terucap, haha, dasar gembul makan terussss.  Akhirnya pergilah kami ke rumah makan sekitar Kantor Walikota Palembang.

Rumah makan yang terletak di sebelah kiri kantor Walikota ini terlihat sederhana tapi yang makan disitu banyaknyaaaaa sampai ngantri keluar.

Setelah dapat tempat duduk, kami memesan pindang ikan, pepes ikan, pentol, gak lama pesanan datang, porsinya luar biasa.

Nyicip kuah pindang ikan, saya langsung jatuh cinta untuk yang kedua kali (setelah Laksan) seger bangettttt, pas banget dimakan bareng nasi hangat.

Pepes ikan dan pentolnya pun gak kalah enaknya, kenyanggggg.   Beres makan, sahabat saya melanjutkan kerjanya dan saya kembali ke hotel, dan kami berjanji ketemu lagi 2 hari setelah hari ini untuk melanjutkan wisata kuliner.

Aneka Masakan di Rumah Makan dekat Kantor Walikota Palembang
Pindang Ikan

Nikmat kulinernya

Ke Palembang dalam rangkaian dinas memang tidak membuat saya leluasa keluar hotel, acara sampai malam membuat saya harus makan makanan hotel.  Huhu kangen pindang ikan deh, haha.

Dinas pun beres, saya punya waktu 2 hari menikmati Kota Palembang.  Kuliner kuliner kuliner.  Berhubung lagi di Palembang, saya ingin makan mpek-mpek di tempatnya berasal, pergilah saya ke Rumah Makan Pak Raden.

Niat awal hanya makan mpek-mpek, eh malah tergoda pindang tulang, pesanlah pindang tulang juga, dan untuk minum saya pesan es kacang merah.  Sate dan pepes tahu pun tidak luput dari pesanan, hoho, ngeri ya pesanan orang lapar itu, haha.

Dan bisa dibayangkan kan, bagaimana kenyangnya saya.  Cukup untuk siang ini, saatnya mengexplore Kota Palembang.

Jalan sana sini, kami merapat ke Mie Slamet.  Disini saya memesan mie rebus, yang rasanya hmmmm nano nano, gurih, pedes, enakkkk, sukaaa.  Hari pertama terlewati, saatnya beristirahat untuk melanjutkan Kuliner Palembang, Jatuh Cinta pada Suapan Pertama hari esok.

by Ibhek

Pindang Tulang Pak Raden
Es Kacang Merah
Mie Slamet