Bandung memang kota yang tidak pernah habis akan ide dan kreatifitas,

bukan karena saya orang Bandung mengatakan demikian tetapi beberapa sahabat inindonesiaku.com  yang berasal dari luar kota Bandung pun sependapat dengan saya.

Bandung merupakan kota dengan segudang kreatifitas, Bandung juga merupakan kota kuliner dan karena sebutan kota kuliner inilah Bandung tidak pernah sepi dari wisatawan baik lokal maupun luar negeri.

Lokasi

Berbicara mengenai kuliner, salah satu tempat makan yang lagi hangat dibicarakan adalah Cafe d’Pakar.

Di cafe ini sahabat bisa menikmati makanan sekaligus menikmati keindahan alam yang ada disekitarnya,

dengan alam yang ditata sedemikian rupa, membuat cafe ini mampu menarik para pengunjung yang tidak sedikit.

Berlokasi dikawasan Bandung Utara, tepatnya didaerah Dago Atas berdekatan dengan Taman Hutan Raya Juanda (sebetulnya tidak terlalu berdekatan sih tetapi searah)

kurang lebih dari Taman Hutan Raya menuju cafe ini sekitar 2 km (nyampe ngga ya segini jauhnya, belum pernah diukur soalnya hehe).

Transportasi

Agak sulit memang menemukan cafe ini karena belum semua tahu bahkan tukang ojek sekalipun dan lagi daerah ini tidak dilalui oleh kendaraan umum,

transportasi satu-satunya untuk menuju ke cafe ini adalah dengan menggunakan ojek tetapi harus pintar-pintar menawar, jika tidak bisa ditipu habis-habisan sama tukang ojek.

Saran saya kalo sahabat mau ke cafe ini tetapi tidak membawa kendaraan sendiri mendingan menggunakan Go-Jek, seperti yang saya lakukan,

hanya kendalanya ketika akan kembali ke kota sahabat harus ekstra bersabar menunggu Go-Jek datang.

Patokan untuk menuju ke cafe ini adalah Taman Hutan Raya Juanda, dari sini masih sekitar ± 2 km lagi untuk sampai ke Cafe d’Pakar.

Bagi sahabat yang sudah pernah mengunjungi Tebing Keraton, pasti melewati cafe ini.

Belum ada banner atau plang bertulisan nama cafe tetapi ketika mendekati cafe ada tulisan kecil Cafe d’Pakar,

cirinya lagi adalah banyaknya kendaraan roda empat dan dua yang terparkir meski tempatnya terpisah (ini ciri paling jelas kayanya…).

Jalan menuju ketempat ini relatif bagus, melewati sederetan rumah-rumah bagus dan elit.

Namun ketika beberapa ratus meter mendekati Cafe D’Pakar, Bersantap Berkawan Indah Pemandangan jalanan agak rusak, harus berhati-hati.

Syarat dan Ketentuan

Begitu memasuki area cafe, sahabat akan disambut dan disapa dengan ramah oleh waiter, kemudian waiter tersebut akan menjelaskan peraturan selama berada di cafe tersebut,

jangan khawatir peraturannya ngga berat-berat kok, hanya diberitahu bahwa minimal order di cafe ini Rp 25.000 per orang,

jika sahabat perokok tidak diperkenankan merokok sambil berjalan-jalan di area cafe,

hanya boleh merokok ditempat duduk (tapi jangan khawatir, di setiap tempat duduk sudah disediakan asbak dan tempat sampah untuk menjaga kebersihan cafe) dan tidak diperkenankan membawa makanan dari luar.

Kemudian waiter ini akan mengantarkan kita ke tempat duduk dan menyodorkan daftar menu.

Area cafe ini dibagi dua, indoor dan outdoor, mungkin bagi sahabat yang ingin kesana dengan membawa serta anak yang masih sangat kecil,

sebaiknya di area indoor karena di area outdoor anginnya sangat kencang apalagi menjelang sore hari,

tetapi jika penasaran juga pengen di area outdoor sebaiknya memakai baju hangat atau jacket.

Suasana

Ketika sudah berada dibagian dalam cafe, sahabat akan disuguhi pemandangan hamparan hutan pinus berwarna hijau yang menyegarkan mata,

belum lagi udara segarnya yang masih bersih, rasanya kerasan untuk berlama-lama disini, ditemani oleh semilir angin yang lama kelamaan akan membuat mata mengantuk.

Jajaran bangku cafe ditata sedemikian rupa sehingga meskipun pengunjung banyak tidak terlihat padat,

beberapa kursi cafe terbuat dari bahan batang pohon yang unik sementara bangunan indoor dibuat dengan bentuk rumah Joglo.

Jika menjelang sore hari sahabat juga bisa menikmati sunset disini.

Menu

Makanan yang ditawarkan di cafe ini sebenarnya standar saja, hanya pengemasan tempat saja yang membuat terasa berbeda baik dari sisi rasa maupun harga.

Porsi makanannya juga tidak terlalu besar sehingga seringkali kita harus memesan lebih dari satu kali, mungkin efek suasana dan cuaca yang membuat perut lapar terus hehe…

Sahabat harus mencoba salad buah, nasi goreng kencur, nasi pais d’pakar dan samyang hot ramen, menurut saya makanan itu enak.

Ini sebenarnya kali kedua saya datang ke Cafe d’Pakar, ketika pertama kali kesini saya sudah sangat terkesan dengan suasana cafe dan tak hentinya berfoto mengabadikan suasana cafe.

Dan kemarin beberapa sahabat saya datang ke Bandung, saya ajak juga kesini dan ternyata mereka juga sangat terkesan dengan suasana cafenya dan kembali kamipun kembali mengabadikan moment dengan berfoto.

Sepertinya kalo datang ke cafe ini, lebih banyak foto-fotonya deh dibandingkan dengan makannya, ga percaya?!coba deh…

Oya…disini juga bisa digunakan untuk pemotretan profesional bahkan untuk foto pre-wedding sekalipun tetapi tentu saja harus dengan seijin pemilik cafe.

Sayang sekali saya tidak sempat bertanya berapa tarif yang kenakan jika kita mau melakukan pemotretan disini.

Bertemu pemilik cafe

Suatu kebetulan ketika kedua kalinya saya kesini bisa bertemu dengan pemilik cafe ini,

namanya Pak Haris warga keturunan asli Bandung, orangnya sangat ramah dan terlihat welcome ketika saya dan sahabat bertanya-tanya mengenai asal muasal cafe ini.

Menurut beliau, bagi para pencinta sepeda atau goweser jalur dago pakar ini sudah tidak asing karena sering dilalui oleh mereka.

Ide awal pembuatan cafe yang semula tempat istirahat keluarga ini adalah ketika ada dua orang mahasiswa yang datang ketempatnya, kala itu belum menjadi cafe seperti sekarang,

ketika melihat tempat ini kedua mahasiswa itu yang memberikan ide untuk dibuat cafe karena tempatnya bagus,

lalu kemudian kedua mahasiswa ini meminta ijin untuk boleh kembali lagi dengan membawa teman.

Seminggu kemudian kedua mahasiswa itu kembali lagi mengunjungi tempat ini dengan membawa serta sepuluh orang temannya,

untuk menunjukkan bahwa didaerah dago atas ada tempat yang bagus dan atas dasar itulah maka terpikir untuk mendirikan Cafe d’Pakar ini.

Para waiter yang dipekerjakan disini, menurutnya bukan berasal dari sekolah pariwisata dan sejenisnya,

namun dari kalangan umum yang tidak memiliki keahlian dalam bidang pariwisata,

hanya juru masak saja yang memiliki keahlian memasak karena dahulu merupakan juru masak keluarganya.

Jam operasional

Cafe ini buka mulai pukul 11.00 s.d. 18.00 untuk hari Selasa s.d. Jum’at sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu buka lebih pagi mulai pukul 09.00 s.d. 18.00 dan hari Senin tutup.

Namun jangan kaget jika sahabat datang kesini pada saat weekend, sahabat tidak mendapatkan tempat dan harus masuk daftar waiting list dan jika sedang peak season,

pengunjung diberikan ketentuan pembatasan waktu berkunjung yaitu selama maksimal hanya 2,5 jam (entahlah bagaimana kontrolnya…).

Agak aneh memang untuk sebuah cafe seramai ini jam tutupnya masih sore, biasanya cafe-cafe kan buka hingga pukul 22.00.

Menurut pemilik cafe, kenapa cafe hanya buka sampai pukul 18.00 disebabkan karena penerangan jalan menuju ke cafe belum ada,

sehingga jika menjelang maghrib dan mulai gelap tidak ada penerangan sama sekali,

khawatir jika malam hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena gelap jadilah cafe ini hanya beroperasi hingga pukul 18.00.

Hal yang berkesan

Ada satu kejadian yang membuat saya terkesan ketika saya kedua kalinya kesana, waktu itu saya bersama sahabat datang ke cafe ini dengan menggunakan Go-Jek,

ketika pulang kami bermaksud menggunakan Go-Jek kembali, namun setelah menunggu cukup lama Go-Jek tak kunjung tiba, mungkin tidak mengetahui lokasi cafe ini.

Kemudian kami meminta pihak cafe untuk diorderkan taksi dan setelah sekian lama menunggu taksipun tak kunjung tiba,

sehingga akhirnya pihak cafe yang membantu kami mencarikan taksi yang belakangan diketahui bahwa beliau pemilik cafe (Pak Haris, red),

dengan baik hati menawarkan untuk mengantarkan kami sampai ke Taman Hutan Raya,

karena menurutnya akan lebih mudah mencari kendaraan dari Tahura dibandingkan dengan dari cafenya.

Kamipun tak menolak dan kami sangat berterima kasih kepada beliau yang dengan tidak sungkan mengantarkan kami dengan menggunakan kendaraan pribadinya menuju ke Tahura.

Sungguh sebuah keramahan yang luar biasa, terima kasih pak.

Sahabat, menikmati pemandangan yang indah, ditempat yang asri dan terjaga kebersihannya,

dengan ditemani makanan dan minuman dengan harga terjangkau plus disambut dengan keramahan khas bumi parahyangan,

membuat kesan tersendiri dan rasanya kami kerasan untuk berlama-lama dicafe ini.  Cafe D’Pakar, Bersantap Berkawan Indah Pemandangan a place to remember…. 

by Deasy Damayanti